bisnis

DISTAN Cek Daging Babi di Pasar Tradisional Jelang Galungan 

Nasi bungkus babi guling yang akan dibagikan berisi daging basah, babi guling goreng, dan lawar yang menjadi ciri khas Babi Guling Mentoel.

Istimewa
HARGA BABI - Salah satu aktivitas peternak babi menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan di Jembrana, belum lama ini. Harga babi diperkirakan tembus Rp50 per kilogram. 

TRIBUN-BALI.COM - Dinas Pertanian (Distan) Kota Denpasar melakukan pengecekan daging babi yang dijual di pasar tradisional.

Pengecekan post mortem ini akan digelar Senin, (17/11) dan Selasa (18/11). Petugas akan turun melakukan pengecekan post mortem di 34 pasar tradisional yang tersebar di Denpasar.

“Untuk pemeriksaan, kami lakukan pemeriksaan post mortem di pasar-pasar tradisional. Sasarannya di 34 pasar,” kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Distan Kota Denpasar, drh. Ni Made Suparmi saat diwawancarai Minggu (16/11).

Dalam melakukan pengecekan ini, pihaknya menerjunkan sebanyak 18 tim petugas. Hal ini dilakukan untuk antisipasi penyakit yang bersifat zoonosis atau yang bisa menular ke manusia. Adapun penyakit yang diantisipasi yakni streptoccocus atau meningitis babi. 

Baca juga: HARGA Bisa Rp50 Ribu Per Kg, Daging Babi Potong Naik Jelang Galungan, GUPBI Bali Jamin Stok Aman!

Baca juga: Duka Jelang Galungan, Menantu di Klungkung Temukan Mertuanya Sudah Tak Bernyawa di Kamar Mandi

Selain itu, juga sistiserkosis yang disebabkan cacing pita serta japanese enchepalitis yang disebabkan oleh gigitan nyamuk melalui tubuh babi. “Kami berharap semua sehat dan layak konsumsi,” paparnya.

Pihaknya mengatakan dari tahun ke tahun untuk kelompok banjar, STT, maupun sekaa di pura semakin sedikit yang melakukan pemotongan babi saat Penampahan Galungan. Kebanyakan masyarakat memilih yang lebih praktis dengan membeli di pasar atau membeli pada pengusaha pemotongan babi. 

Hal senada diungkapkan Plt. Kabid Peternakan, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana, I Gede Adhi Adnyana.

Menurutnya proses pemeriksaan kesehatan hewan menjelang Galungan dan Kuningan, pria yang juga merupakan Medik Veteriner Ahli Madya pada Bidang Keswan-Kesmavet menyebutkan tetap bakal melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum dan sesudah dipotong. 

Hal ini untuk menjamin kesehatan hewan tersebut agar bisa dikonsumsi dengan aman. “Biasanya di H-2 dan H-1 Galungan proses pemeriksaan. Tentunya akan diturunkan tim untuk memantau langsung di lapangan,” tandasnya.

Kepala Dinas Pertanian Klungkung, Ida Bagus Juanida juga mengungkapkan hal sama. Pihaknya telah membentuk tim pemeriksaan antemortem untuk memastikan kondisi babi sebelum dipotong. Tim ini juga telah melakukan survei ke beberapa lokasi pengumpulan babi pada Jumat kemarin.

Sebelumnya, Hari raya Galungan dan Kuningan yang akan berlangsung di Bali dinilai akan memberikan pengaruh pada perekonomian di Bali. Sebab, Galungan dan Kuningan selalu berkaitan dengan peningkatan aktivitas ekonomi, terutama di sektor konsumsi rumah tangga, perdagangan, dan transportasi.

Pengamat Ekonomi, Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., M.M mengatakan, pelaksanaan Hari raya keagamaan Hindu di Bali, tentu memiliki dampak cukup signifikan terhadap dinamika perekonomian daerah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada periode menjelang Galungan dan Kuningan meningkat rata-rata 12–18 persen dibandingkan bulan biasa.

“Fenomena itu terlihat dari meningkatnya permintaan terhadap barang kebutuhan upacara seperti daging babi dan ayam, buah-buahan, janur, bunga, kain adat, serta jasa  perajin canang yang biasanya melonjak tajam. Akibatnya, harga sejumlah komoditas pokok mengalami kenaikan,” jelasnya, Jumat (14/11). 

Seperti harga daging babi, cabai, telur, dan beras mengalami fluktuasi akibat meningkatnya permintaan mendadak dari masyarakat.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved