Berita Buleleng
2.400 Bayi di Buleleng Bali Disasar Vaksin Heksavalen, Dinkes: Hanya Perlu Satu Kali Suntikan
Sasaran awal yakni bayi yang lahir setelah 9 Juli 2025. Dengan kata lain bayi usia 2 bulan atau 2 bulan 29 hari.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Imunisasi heksavalen mulai diluncurkan di Kabupaten Buleleng, Bali.
Vaksin terbaru ini memungkinkan imunisasi dilakukan lebih efisien.
Sebab dari yang semula perlu dua kali suntikan, kini hanya satu suntikan sudah cukup.
Implementasi heksavalen di Bali berlangsung pada bulan Oktober 2025, bersamaan dengan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Baca juga: BADUNG Temukan 9 Kasus Rabies, Catat 17 Desa Belum Disasar Vaksin
Sasaran awal yakni bayi yang lahir setelah 9 Juli 2025. Dengan kata lain bayi usia 2 bulan atau 2 bulan 29 hari.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, dr. Gede Nyoman Sebawa menjelaskan, pada imunisasi sebelumnya perlu dua kali suntikan vaksin berbeda. Yakni vaksin Pentavalen dan Polio injeksi.
Diakui, banyak orang tua mengeluh karena anaknya terlalu banyak disuntik saat imunisasi.
Dampaknya, cakupan antara vaksin Pentavalen dan Polio injeksi tidak sama.
"Namun sekarang dengan imunisasi heksavalen, bayi hanya perlu satu kali suntikan saja. Sehingga mengurangi rasa sakit dan trauma pada bayi," ucapnya, Rabu 8 Oktober 2025.
Vaksin heksavalen memberi perlindungan terhadap enam penyakit.
Di antaranya difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, Haemophilus influenzae tipe B (Hib), dan polio.
Selain itu, menggantikan jadwal imunisasi dasar pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
"Untuk di Kabupaten Buleleng, sasaran awal terdata sekitar 2.450 bayi," sebutnya.
Lanjut Gede Sebawa, dengan dijadikan satu dosis Heksavalen maka pelaksanaan imunisasi lebih praktis dan efektif.
Dengan demikian pelayanan dapat dioptimalkan di berbagai fasilitas kesehatan, mulai dari puskesmas, klinik, bidan praktik mandiri, hingga posyandu.
Pun target Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) 95 persen bisa terealisasi.
"Dengan dijadikan satu vaksin, maka cakupan masing-masing anak akan sama. Hasil akhirnya, diharapkan mampu mencegah potensi Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat enam penyakit menular," tandasnya. (mer)
Kumpulan Artikel Buleleng
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.