Kekeringan di Bali

TIDAK Hujan 2 Bulan Lebih, Wilayah Tejakula Masuk Kategori "Awas" Kekeringan Ekstrem

Sebab wilayah kecamatan di Timur Kabupaten Buleleng ini tidak mengalami hujan lebih dari 60 hari atau dua bulan terakhir.

Istimewa
BERI KETERANGAN- Kalak BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi. Berdasarkan peringatan dini kekeringan ekstrem dari BMKG, wilayah Kecamatan Tejakula masuk kategori awas.  

TRIBUN-BALI.COM - Wilayah Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng diperkirakan mengalami kemarau berkepanjangan. Sebab wilayah kecamatan di Timur Kabupaten Buleleng ini tidak mengalami hujan lebih dari 60 hari atau dua bulan terakhir.

Hal tersebut berdasakan peringatan dini kekeringan ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang berlaku mulai 10 hingga 20 Oktober 2025. Di mana salah satu wilayah yang masuk kategori awas adalah Kecamatan Tejakula.

Kalak BPBD Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi menjelaskan, wilayah Tejakula diperkirakan mengalami kekeringan meteorologis. Artinya, kondisi kering dalam periode tertentu akibat berkurangnya curah hujan dan atau musim kemarau yang berkepanjangan.

Baca juga: KONSEP Dekat dengan Generasi Muda, Aksiku 2025 Klungkung, Tanamkan Kecintaan Kaula Muda Pada Seni

Baca juga: KONSUL Dampak Pengurangan Dana TKD, Rombongan Pemkab Klungkung Sambangi Kemendagri

Sedangkan kajian potensi bencana BPBD Kabupaten Buleleng tahun 2025, terdapat sejumlah desa yang berisiko mengalami kekeringan. Rinciannya, 4 desa di Kecamatan Tejakula, 1 desa di Kecamatan Kubutambahan, 1 desa di Kecamatan Sukasada, 5 desa di Kecamatan Busungbiu, dan 9 desa di Kecamatan Gerokgak.

"Kami terus memantau perkembangan situasi kekeringan dan berkoordinasi dengan BMKG, serta pemerintah desa di wilayah yang berpotensi mengalami dampak kekeringan ekstrem, terutama di Kecamatan Tejakula," ucapnya, Rabu (15/10). 

Kendati demikian, Ariadi mengaku hingga kini pihaknya belum menerima laporan maupun permintaan bantuan suplai air bersih. Terutama dari desa-desa yang diperkirakan mengalami kekeringan tersebut.

Bahkan hingga pertengahan bulan Oktober 2025, BPBD Buleleng hanya menerima permohonan bantuan air bersih dari Desa Sinabun, Kecamatan Sawan, Buleleng. Itupun diakui bukan karena kekeringan, melainkan karena PAM desa sedang dalam proses perbaikan. "Bantuan air itu diberikan untuk mendukung pelaksanaan upacara keagamaan (piodalan) di desa tersebut," imbuhnya. 

Secara total, bantuan air bersih yang didistribusikan sebanyak 25 ribu liter. Rinciannya pada tanggal 6 Oktober sebanyak 5 ribu liter, dan 9 Oktober sebanyak 20 ribu liter. 

Walaupun belum ada dampak langsung akibat kekeringan ekstrem, Ariadi mengimbau masyarakat agar tetap waspada. Selain itu ia juga meminta masyarakat mengatur penggunaan air bersih secara bijak selama periode kemarau. (mer)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved