Berita Buleleng

ADA Obat Cetik Kerikan Gangsa, Pameran Beragam Jenis Rempah, Visualisasi Lontar Museum Soenda Ketjil

Beragam jenis rempah-rempah dipamerkan di Museum Soenda Ketjil, kawasan Pelabuhan Buleleng, Senin (10/11).

TRIBUN BALI/ MUHAMMAD FREDEY MERCURY 
GELAR PAMERAN - Masyarakat saat mengunjungi pameran rempah di Museum Soenda Ketjil. Pameran rempah ini merupakan visualisasi informasi dari lontar yang ada di Museum Gedong Kirtya, (10/11). 

TRIBUN-BALI.COM - Beragam jenis rempah-rempah dipamerkan di Museum Soenda Ketjil, kawasan Pelabuhan Buleleng, Senin (10/11). Pameran tersebut digagas oleh Dinas Kebudayaan bersama UPTD Gedong Kirtya. 

Pada pameran itu, pihak dinas tidak hanya menunjukkan klasifikasi rempah, namun juga kegunaannya. Ada yang digunakan untuk obat-obatan, mulai dari daun sirih yang dimanfaatkan untuk membersihkan areal kewanitaan, adapula kencur, merica, cengkih yang dimanfaatkan untuk vitalitas pria. 

Tak hanya untuk obat-obatan, beragam rempah yang dipamerkan juga bisa dimanfaatkan untuk aspek lain. Seperti kuliner, bahkan hingga kawisesan alias untuk jimat. 

Kepada awak media, Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Buleleng, I Nyoman Wisandika mengungkapkan, kegiatan pameran digelar setiap tahun. Hanya saja materi dan potensi yang dipamerkan berbeda-beda. Khususnya untuk pameran rempah, diakui baru tahun ini. 

Baca juga: TARGET Galungan Bisa Dilalui Motor, Jalan Jebol Singakerta, Dinas PUPR Terus Berupaya Maksimal!

Baca juga: PUPR Gianyar Targetkan Perbaikan Jalan Singakerta Galungan Bisa Dilalui Motor

"Sebelumnya di tahun 2021 kita adakan pameran serupa, namun dalam bentuk usada atau pengobatan tradisional. Kalau di tahun 2025 ini khusus rempah-rempahnya. Mulai dari jenis rempah, hingga pemanfaatannya," ungkap Wisandika. 

Lanjut dijelaskan, konsep kegiatan ini adalah memvisualisasikan informasi dari lontar di Gedong Kirtya, dalam bentuk pameran. Sedangkan alasan dipilihnya rempah, karena masyarakat Bali memiliki hubungan erat dengan rempah dalam kehidupan sehari-hari. Pun jenis rempah yang dipamerkan, adalah rempah-rempah yang mudah ditemui di Buleleng. 

"Bagi masyarakat Bali, rempah-rempah ini dimanfaatkan dalam lima aspek. Mulai dari untuk obat-obatan, bumbu makanan, upacara, seni, termasuk kawisesan. Seperti untuk jimat, hingga sarana memanggil ataupun menghalau hujan," jelasnya. 

Pameran rempah ini dibuka selama enam hari, mulai tanggal 10 hingga 16 November 2025. Pihaknya mengaku sudah bersurat pada sekolah-sekolah mulai dari tingkat TK hingga SMA/SMK. 

"Harapannya informasi mengenai pemanfaatan rempah-rempah yang tertulis dalam lontar, bisa diketahui oleh generasi muda," ucapnya. 

Pameran rempah ini dibuka dalam dua sesi, yakni pagi mulai pukul 08.00 Wita hingga 13.00 Wita. Sedangkan sesi kedua mulai dari pukul 17.00 Wita hingga 22.00 Wita. "Pameran ini tidak dipungut biaya. Kami harap masyarakat juga bisa mengunjungi pameran rempah ini," tandasnya. (mer)

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved