Makan Bergizi Gratis

Cek SPPG MBG di Denpasar Bali, Rai Mantra Soroti Masalah Sanitasi dan Gaji Karyawan di Bawah UMR

Rai Mantra meminta Dinas Pendidikan wajib membuat kuesioner untuk siswa terkait keberadaan menu atau hal lainnya.

Tribun Bali/Putu Supartika
Anggota DPD RI, IB Rai Dharmawijaya Mantra melalakukan peninjaun SPPG MBG di Sidakarya Denpasar. Cek SPPG MBG di Denpasar Bali, Rai Mantra Soroti Masalah Sanitasi dan Gaji Karyawan di Bawah UMR 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Makanan Bergizi Gratis di Denpasar, Bali, masih belum memiliki sistem sanitasi yang baik.

Hal itu menjadi sorotan saat Anggota DPD RI Perwakilan Bali Komite III, IB Rai Dharmawijaya berkunjung di SPPG Sidakarya pada Rabu 8 Oktober 2025.

Selain itu, ia juga menerima pengaduan terkait banyaknya karyawan SPPG yang keluar masuk akibat gaji masih di bawah UMR.

Dalam kunjungannya tersebut, turut serta BPOM Denpasar, BGN sebagai pelaksana MBG, Dinas Pendidikan Denpasar dan Dinas Kesehatan.

Baca juga: Penemuan Belatung di Sayur, Siswa Ungkap Menu MBG, SPPG Polda Bali Klaim Belum Dapat Keluhan

Rai Mantra mengatakan, diperlukan tata kelola yang lebih baik ke depannya.

Selain itu, evaluasi berjangka sangat diperlukan termasuk pengawasan yang melekat hingga tingkat sekolah.

Terkait masalah sanitasi, menurutnya sangat perlu dan urgent dalam hal perbaikan oleh pengelola.

Apalagi SPPG di Sidakarya ini melayani sebanyak 3.800 siswa, sehingga tak terjadi keracunan seperti di luar Bali.

SPPG MBG di Sidakarya Denpasar. Cek SPPG MBG di Denpasar Bali, Rai Mantra Soroti Masalah Sanitasi dan Gaji Karyawan di Bawah UMR
SPPG MBG di Sidakarya Denpasar. Cek SPPG MBG di Denpasar Bali, Rai Mantra Soroti Masalah Sanitasi dan Gaji Karyawan di Bawah UMR (Tribun Bali/Putu Supartika)

"Memang di Bali belum ada hal krusial dan masih bisa tertangani. Tapi perbaikan perlu dilakukan," paparnya.

Rai Mantra pun meminta Dinas Pendidikan wajib membuat kuesioner untuk siswa terkait keberadaan menu atau hal lainnya.

Dan ia juga mengajak siswa dan orang tua siswa untuk ikut mengawasi keberadaan MBG ini termasuk memberikan masukan terkait menu.

Sementara terkait gaji di bawah UMR, Rai Mantra akan membawa aspirasi tersebut ke pusat.

"Jelas akan saya bawa. Jangan sampai di daerah dibuat pusing. Harus memenuhi sumber daya yang seimbang. Kalau satu sumber daya tidak terpenuhi, pasti ada yang tidak berjalan baik," paparnya.

Terkait dengan laporan pelaksanaan MBG, Rai Mantra mengaku baru menerima laporan dari Buleleng terkait dengan menu yang sempat ramai di media sosial.

"Mudah-mudahan tidak ada laporan lagi. Karena Bali ini cukup baik pelaksanaannya," paparnya.

Terkait kasus keracunan, Rai Mantra menyebut di negara maju seperti Jepang dan Eropa pada program yang sama juga masih ditemukan insiden rate.

Namun kejadiannya masih di bawah satu persen sementara di Indonesia sudah lima persen.

"Tapi maklum saja, ini kan baru mulai, sehingga untuk mencapai 1 persen apalagi nol perlu hal-hal atau ekosistem yang ditentukan negara sehingga geraknya bagus untuk menekan insiden rate ini," paparnya.

Kadis Pendidikan Kota Denpasar, AA Gde Wiratama mengatakan, selama ini makanan yang disediakan sesuai dengan jumlah siswa.

Sehingga pengecekan hanya bisa dilakukan secara manual dengan pengamatan saja.

Ia berharap di setiap sekolah ada tester, sehingga rasa juga bisa dipantau bukan hanya dari tampilan luar.

Pihaknya juga sempat menemukan menu nasi goreng dengan semangka yang layu.

"Karena nasi gorengnya masih panas dan buahnya semangka sehingga terlihat seperti bonyok dia. Saya hubungi SPPG untuk mengganti buahnya. Harusnya kalau makanan panas, pakai buah berkulit seperti jeruk," paparnya.

Sementara itu, Korwil Denpasar Badan Gizi Nasional (BGN), Rio Danar Satria Pratama mengatakan penyaluran BGN di Denpasar masih lancar.

"Kendalanya cuma karyawan yang keluar masuk. Terkait gaji itu nanti akan berkoordinasi dengan pusat agar sesuai UMR," paparnya.

Namun ia menolak menyebutkan besaran gaji karyawan yang disebutkan di bawah UMR tersebut.

Untuk keluhan pihaknya pun hanya menerima terkait sayur yang berisi ulat.

Namun menurutnya hal itu sebagai penanda jika sayurnya organik.

Sampai saat ini, di Denpasar sudah beroperasi sebanyak 9 SPPG.

Selain itu, jumlah sekolah penerima BGN dari jenjang TK/PAUD hingga SMA/K sebanyak 40 sekolah dengan 20 ribuan siswa. (*)

Kumpulan Artikel Denpasar

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved