Sampah di Bali

Selain Sampah Denpasar dan Badung, Per Hari 300 Ton Sampah TPA Suwung Bali Akan Diambil Untuk PSEL

Jaya Negara mengatakan, Denpasar bersama Badung pun telah melakukan penandatanganan MoU dengan Gubernur Bali.

Dok. Tribun Bali
TPA Suwung - Selain Sampah Denpasar dan Badung, Per Hari 300 Ton Sampah TPA Suwung Bali Akan Diambil Untuk PSEL 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Selain sampah dari Denpasar dan Badung, sampah di TPA Suwung juga akan diambil untuk Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL).

Hal itu diungkapkan oleh Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara, Minggu 2 November 2025.

Jaya Negara menyebut, setiap hari, sebanyak 200 sampai 300 ton sampah dari TPA Suwung akan diambil untuk PSEL.

Menurut informasi dari konsultan, Jaya Negara menyebut sampah lama memiliki kandungan gas metan lebih tinggi.

Baca juga: Pemkot Denpasar Akan Terus Berinovasi Kelola Sampah, Sembari Menunggu Tunggu PSEL Beroperasi

Sehingga akan mampu meningkatkan daya listrik.

"Semua sampah masuk, termasuk sampah di TPA sekarang diambil rata-rata 200 sampai 300 ton per hari. Karena sampah lama gas metannya lebih tinggi dan akan mampu tingkatkan daya listrik. Itu kata konsultannya," kata Jaya Negara.

Jaya Negara mengatakan, Denpasar bersama Badung pun telah melakukan penandatanganan MoU dengan Gubernur Bali.

Selain itu, juga telah membuat surat pernyataan kesiapan untuk menyediakan sampah dan berbagi dengan Badung.

"Yang ketiga juga kami siap akan membawa sampah ke pihak pengelola," paparnya.

Terkait dengan lahan, Jaya Negara mengaku sudah disiapkan lahan seluas 6 hektar.

Lahan yang akan digunakan yakni milik Pelindo dan sudah dilakukan penandatanganan kesepakatan kerja sama dengan Pelindo.

Terkait kesiapan sampah, Jaya Negara mengatakan, jika Denpasar akan menyiapkan 700 ton sampah per hari dan sisanya disiapkan Kabupaten Badung.

"Sebenarnya untuk sampah kami maksimalkan agar bisa habis. Di Denpasar kan sampahnya 1040 ton per hari. Dengan Badung, kami siapkan 700 ton. Kenapa 700 ton, karena kami hormati bank sampah yang sudah bisa memilah, jadi itu kami jaga-jaga," paparnya.

Untuk sampah tersebut harus memiliki kandungan plastik yang nantinya akan dijadikan energi.

Menurut Jaya Negara, dengan PSEL ini, kemungkinan tidak akan ada pemilahan lagi.

"Termasuk organik juga. Kalau organik tidak dipakai, kan kandungan organik 60 persen, bagaimana nyari target sampah per harinya. Organik bisa, karena jadi pembakar," imbuhnya.

Selain itu, sampah yang dibutuhkan juga tidak harus kering. 

Apalagi mesin yang digunakan sudah canggih dengan suhu mencapai lebih dari 1.000 derajat. (*)

Kumpulan Artikel Denpasar

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved