Berita Gianyar
Koster Beri Nama Ketut Atat dan Ni Luh Atit, Bagi Sepasang Burung Endemik Bali Perkici Dada Merah
Dulu, orang Bali mengenal burung ini dengan sebutan 'Kedis Atat'. Burung ini hidup seperti burung tekukur
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Taman Safari Bali, yang berlokasi di Kabupaten Gianyar, Bali memulangkan burung Perkici Dada Merah dari Inggris ke Bali. Ini merupakan spesies burung paruh bengkok endemik Indonesia yang hanya terdapat di Pulau Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Status konservasinya saat ini berada pada kategori Endangered (Terancam Punah) dengan populasi di alam yang semakin menurun.
Dulu, orang Bali mengenal burung ini dengan sebutan 'Kedis Atat'. Burung ini hidup seperti burung tekukur, yang biasa ditemui di pepohonan di seputaran rumah.
Baca juga: Terbukti Habisi Nyawa Agus di Tojan Gianyar Tole & Mang Indra Divonis 15 tahun, Sudar Divonis Bebas
Merupakan burung pemakan buah dan ulat, sehingga tak ditemui di areal sanggah, seperti tekukur yang biasa mencari nasi bekas sesajen saiban.
"Dulu di Ubud sekitar tahun 1980an sangat gampang menemukan burung ini, tapi sekarang sudah punah," ujar I Nyoman Astana, warga Ubud.
Berdasarkan data Taman Safari Bali, Jumat (26/9), terungkap bahwa pemulangan burung laiknya burung beo tersebut tidaklah mudah.
Membutuhkan waktu hampir 40 jam dari Inggris, dan sempat transit di Bandara Doha, Qatar.
Dan, pada akhirnya 20 ekor burung Perkici Dada Merah akhirnya tiba di Bali pada 17 Juli 2025 sekitar pukul 17.00 Wita.
Mereka terdiri dari 10 jantan dan 10 betina.
Taman Safari Bali, World Parrot Trust, dan Paradise Park bekerja sama dalam program Pemulangan Kembali dan Pengembangbiakan (Breeding) Perkici Dada Merah.
Program ini merupakan langkah nyata dalam pemulihan populasi satwa endemik Pulau Bali melalui penangkaran terkendali yang berorientasi pada pelepasliaran di habitat alaminya.
Baca juga: Tole Dan Mang Indra Divonis 15 Tahun, Sudar Divonis Bebas, Kasus Pembunuhan Di Tojan Gianyar Bali
Serta, Pembangunan Breeding Center Perkici Dada Merah melibatkan perencanaan desain kandang dan habitat yang sesuai standar internasional, pembangunan fasilitas pendukung, pelatihan dan penempatan sumber daya manusia yang berpengalaman, serta proses pemulangan kembali yang memerlukan koordinasi lintas negara.
Adapun dalam acara penyambutannya di Taman Safari Bali, Kamis (26/9), beberapa Burung Perkici Dada Merah ini juga diberikan nama oleh Kementerian Kehutanan, untuk yang jantan diberi nama Arya dan betina Galih.
Gubernur Bali, I Wayan Koster juga menyumbangkan nama untuk sepasang burung ini, I Ketut Atat dan Ni Luh Atit. Acara ini disaksikan oleh Pemprov Bali, Pemkab Gianyar, Kementerian Kehutanan, dan sebagainya.
Direktur Konservasi Spesies dan Genetik dari Dirjen KSDAE, Nunung Anugrah mengatakan bahwa sejarah burung ini bisa ke Inggris cukup panjang.
Namun, ia bersyukur bahwa pihak Inggris berkenan untuk memulangkan burung tersebut ke Bali.
Karena itu, pihaknya bersama Pemprov Bali dan pemerintahan kabupaten/kota akan mengawal supaya burung yang unik ini tidak diburu lagi.
"Kami pastikan akan melakukan pengawalan, agar spesiesnya tidak punah, supaya bisa kembali seperti Jalak Bali," ujarnya.
Baca juga: Piasan Pura Melanting Gianyar Bali Terbakar Akibat Abu Dupa, Kerugian Ditafsir Rp150 Juta
Pendiri Taman Safari Indonesia, Jansen Panangsang mengatakan bahwa dirinya akan mengembalikan kondisi burung Perkici Dada Merah ini ke kondisi sedia, sehingga iapun telah menyiapkan petugas medis untuk memantau kondisinya.
Pun untuk memastikan burung tidak mengalami kelainan genetis karena lama berada di luar negeri, dirinya pun telah menyiapkan berbagai langkah.
"Kita taruh burung ini dalam sangkar per pasang, agar nanti bisa berkembang biak dan tidak terganggu oleh spesies lain untuk memastikan burung yang lahir nanti benar-benar murni Perkici Dada Merah," ujarnya. (weg)
Terbukti Habisi Nyawa Agus di Tojan Gianyar Tole & Mang Indra Divonis 15 tahun, Sudar Divonis Bebas |
![]() |
---|
SIDANG VONIS Pembunuhan di Blahbatuh Gianyar, Terungkap Nafsu Mang Indra dan Tole Habisi Made Agus |
![]() |
---|
Piasan Pura Melanting Gianyar Bali Terbakar Akibat Abu Dupa, Kerugian Ditafsir Rp150 Juta |
![]() |
---|
Pengusaha Harap Jalan Jebol Singakerta Cepat Tuntas, Dinas PU Gianyar Sebut Selesai Akhir Oktober |
![]() |
---|
Piasan Pura Melanting di Sukawati Gianyar Terbakar Akibat Abu Dupa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.