Berita Gianyar
ARMA Fest, Semangat Agung Rai Merawat Seni dan Budaya Lintas Generasi di Bali
Di tahun 2025 ini, Arma Fest telah menginjak usia ke tiga tahun, dan berlangsung dua hari, dari 27-28 September 2025.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
“ARMA Fest bukan hanya ruang bagi seniman Bali, melainkan wadah inklusif untuk semua kalangan, termasuk seniman internasional. Kami ingin seni dan budaya menjadi jembatan yang menyatukan, sekaligus sarana edukasi lintas generasi,” ujarnya.
Wamenbud, Giring Ganesha mengapresiasi konsistensi ARMA dalam menjaga warisan budaya.
“Setiap kali saya ke Ubud, saya melihat bagaimana semangat Pak Agung Rai menjaga budaya tetap hidup. ARMA adalah contoh nyata bagaimana pelestarian budaya bisa dilakukan tanpa batas usia, dengan dedikasi dan kerja keras. Inilah komitmen pemerintah, menjadikan budaya sebagai wajah bangsa, sesuai pesan Presiden,” tutur Giring.
Ketua Yayasan ARMA sekaligus Ketua Panitia ARMA Festival, Anak Agung Yudi Sedana, menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya menampilkan koleksi seni, tetapi juga menyatu dengan alam dan kehidupan masyarakat.
“Kami ingin ARMA bukan sekadar museum, melainkan ruang hidup yang memberi pengalaman. Program festival tahun ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran generasi muda agar mau berkunjung ke museum, sekaligus memberi ruang bagi UMKM lokal,” jelasnya.
Direktur Warisan Budaya Kementerian Kebudayaan, I Made Dharma Suteja berharap ARMA Festival dapat melahirkan gagasan nyata dalam penguatan budaya.
“Diskusi saja tidak cukup. Festival ini harus menjadi ruang penciptaan, ruang beragamnya kebudayaan, yang bisa memberi dampak nyata bagi masyarakat,” tegasnya. (*)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.