Berita Gianyar

MAHAYASTRA Bentuk Satgas Pembersih dan Pemantau Jalan Rusak di Gianyar Bali

Terkait hal ini, Mahayastra meminta PUPR agar membentuk Satgas yang bertugas melakukan pembersihan dan perawatan jalan.

istimewa
BERKELILING - Bupati Gianyar, I Made Mahayastra saat turun ke lapangan mengevaluasi proyek jalan di Kabupaten Gianyar, Bali, Sabtu (26/10). 

TRIBUN-BALI.COM - Bupati Gianyar, I Made Mahayastra bersama Sekda Gianyar, I Gusti Bagus Adi Widhya Utama dan Ketua DPRD Gianyar, I Ketut Sudarsana serta pejabat lainnya, berkeliling menggunakan sepeda motor di Kecamatan Ubud dan Tampaksiring, Sabtu (25/10) pagi. 

Mahayastra mengecek proyek jalan yang saat ini tengah berlangsung. Ditemani juga oleh Kepala Dinas PUPR Gianyar, Mahayastra memberikan sejumlah evaluasi. Salah satunya adalah proyek-proyek jalan yang sudah selesai, namun sudah ditumbuhi oleh tanaman liar. 

Terkait hal ini, Mahayastra meminta PUPR agar membentuk Satgas yang bertugas melakukan pembersihan dan perawatan jalan. Ia meminta agar dibuatkan kajian untuk membentuk satgas pembersihan jalan yang bertugas setiap hari, dengan target minimal 60 kilometer per bulan, dengan jumlah tujuh orang tenaga kerja per kawasan. 

Baca juga: RUMAH IWS Ludes Terbakar, Kerugian Rp 700 Juta, Lokasi di Denpasar Bali 

Baca juga: LUKA Terbuka Leher Mandor Jadi Penguat Dugaan Pembunuhan Polisi Buru Pelaku, Keluarga Sebut Baik

Satgas ini akan bertanggung jawab atas kebersihan jalan dan akan dikenakan sanksi jika gagal memenuhi target. "Mereka juga bertugas melaporkan jika ada jalan rusak atau permasalahan jalan untuk ditindaklanjuti instansi terkait," ujar Mahayastra.

Dalam hal ini, Mahayastra meminta agar PUPR sesegera mungkin melakukan kajian kebutuhan anggaran untuk memenuhi kebutuhan alat dan sarana pendukung satgas ini. Sebab ia menargetkan satgas ini sudah mulai bekerja pada 2 Januari 2026.

"Satgas ini dibutuhkan karena budaya gotong royong merawat jalan sudah hilang, dan masyarakat lebih suka protes daripada ikut serta dalam perawatan jalan," ujarnya.

Sejatinya selama ini, Gianyar memiliki tim pengawas untuk pekerjaan ini, yang mendapat anggaran mencapai Rp 700 juta per tahun. Namun Mahayastra menilai tugas mereka tak terlihat, sehingga anggaran menjadi mubazir. Karena itu, Mahayastra meminta PUPR untuk meniadakan, dan lebih fokus pada Satgas pembersih ini. 

"Apa hasil kerja pengawas ini selama ini, saya kira tidak ada. Saya menilai satgas ini lebih efektif," tegasnya.

Selain itu, Bupati Mahayastra juga menyoroti masalah konstruksi jalan yang masih banyak lemahnya, seperti pondasi miring yang kemudian dihotmix sehingga akan retak. Ia juga meminta agar senderan dibuat dari siklub, bukan batu, untuk mencegah praktik tidak etis yang dapat menyebabkan kerusakan jalan.

"Saya paling anti sama senderan dari batu, karena mudah dipermainkan rekanan. Dari luar terlihat kokoh, tapi di dalamnya kopong, dilindas kendaraan langsung jeblos. Sejak saya jadi Ketua DPRD Gianyar sudah melihat praktik nakal di sini, makanya setiap senderan menggunakan batu agar digenti menggunakan siklub. Jadi, senderan yang sekarang menggunakan batu, agar segera diganti menggunakan siklub," tegasnya. 

Dalam monitoringnya di sejumlah desa, Mahayastra menemukan sejumlah pondasi bangunan yang berada di atas saluran drainase. Salah satunya di Desa Petulu, Ubud. Mahayastra pun meminta agar rekanan membongkar bangunan tersebut. Beruntung, masyarakat pemilik bangunan menyetujui hal tersebut.

"Bangunan yang ada di atas trotoar dibongkar, agar tidak menyebabkan banjir yang juga malah akan merusak jalan. Beruntung masyarakat pemilik bangunan menyetujui, sehingga pembongkaran bisa dilakukan tanpa protes," tegasnya. 

Evaluasi juga dilakukan pada pohon-pohon perindang jalan. Evaluasi akan dilakukan pada semua pohon perindang di jalan di Kabupaten Gianyar. Menurutnya, banyak pohon yang menonjol ke jalan, yang menganggu kelancaran lalu lintas karena membuat jalur menjadi sempit. 

"Akan ada banyak pohon perindang yang ditebang, terutama yang di kawasan tersebut sudah hijau. Ke depan, tidak ada lagi penanaman pohon di sisi jalan, pandangan jalan harus bersih agar laju kendaraan tidak terganggu. Dan, di tahun 2027 tidak ada lagi jalan rusak di Gianyar," tegasnya. (weg)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved