Penemuan Mayat di Gianyar
Mandor Proyek Ditemukan Tewas di Subak Tenggaling Bali, Diduga Jadi Korban Pembunuhan
korban pertama kali ditemukan Anak Agung Sri Adnyani saat hendak melakukan ritual keagamaan di sawahnya.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Pasalnya yang bersangkutan selama ini dikenal baik. Informasi dihimpun Tribun Bali di lapangan, diketahui bahwa selain kehilangan nyawa.
Korban juga kehilangan barang berharga yang dibawanya bekerja. Yakni, sepeda motor vario dan dompet.
“Bedeng tempat pekerjanya sepi, motor dan dompet korban hilang,” ujar sumber Tribun Bali. (weg)
Korban Dikenal Baik dan Sederhana
I Made Winarta, kakak kandung I Wayan Sedhana, mandor proyek yang tewas di Subak Tenggaling, Banjar Puseh, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar terpukul mendapatkan kabar adiknya tewas mengenaskan. Pasalnya, selama ini, mendiang dikenal baik.
Winarta saat ditemui di rumahnya di Banjar Tengah Bonbiu, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Minggu 26 Oktober 2025 menceritakan bahwa pada Jumat 24 Oktober 2025 pagi, adiknya masih berangkat kerja seperti biasa.
Namun yang bersangkutan tidak pulang pada Jumat malam, hingga Sabtu 25 Oktober pagi, ada polisi yang membawa informasi adiknya meninggal dunia.
“Jumat pagi biasa pergi kerja. Malamnya tidak pulang. Biasanya jam 7 malam sudah di rumah, tapi pada Jumat malam adik tidak pulang. Tiba-tiba Sabtu pagi ada yang datang mengatakan adik sudah meninggal, ada saudara yang melihat jenazahnya, lehernya ada bekas gergaji,” ujarnya.
Dikatakan bahwa hampir semua keluarga kaget atas peristiwa tersebut. Sebab korban sudah bekerja di bidang konstruksi sejak puluhan tahun, dan tak pernah terjadi permasalahan dengan pekerjaannya. Selama ini korban juga dikenal baik.
Diketahui bahwa yang bersangkutan memiliki seorang istri yang kini tengah bekerja di Turki.
Mendiang selama ini juga tidak memiliki anak, dan dikenal sangat sederhana.
“Kehidupan biasa-biasa saja, orangnya polos. Bekerja rajin. Kalau ngomong tidak pernah bikin sakit hati. Kehidupannya sangat sederhana, makanya semua orang kaget, kenapa bisa meninggal dengan cara seperti itu,” ujarnya.
Pihak keluarga berharap agar pelaku segera ditangkap.
“Harapan kami, agar kasus ini terungkap, siapa pelakunya, kenapa adik saya diperlakukan seperti itu,” ujarnya.
Saat ini, jenazah korban masih dititipkan di RSUP Prof Ngoerah, Denpasar untuk kepentingan penyelidikan.
Sementara pihak keluarga berencana akan menggelar upacara kremasi untuk mendiang pada 4 November ini, di Krematorium Punduk Dawa, Klungkung.
"Mau dikremasi di Punduk Dawa, Klungkung, karena di sini ada odalan," ujarnya. (weg)
Kumpulan Artikel Bali

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.