Longsor di Jembrana

LONGSOR Tembok Sepanjang 16 Meter Timpa 2 Kolam Lele Warga, Kerugian Ketut Sandia Ditaksir Rp30 Juta

Selain akibatkan senderan tembok yang jebol, juga menyebabkan garasi rumah milik I Gusti Ketut Sandia Wijaya (74) tersebut longsor.

ISTIMEWA
CEK LOKASI - TRC BPBD Jembrana bersama para pihak saat melakukan assessment di lokasi kejadian longsor di Banjar Sumbul, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Minggu (12/10). 

TRIBUN-BALI.COM - Senderan tembok penyengker beserta garasi rumah milik warga Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana longsor, Sabtu (11/10) sore kemarin.

Longsoran tersebut menimpa dua kolam ternak lele milik warga. Beruntung tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut namun kerugian material ditaksir mencapai Rp30 Juta. 

Menurut informasi yang diperoleh, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 17.00 Wita. Peristiwa tersebut terjadi saat hujan deras di wilayah setempat, Banjar Sumbul, Desa Yehembang Kangin.

Selain akibatkan senderan tembok yang jebol, juga menyebabkan garasi rumah milik I Gusti Ketut Sandia Wijaya (74) tersebut longsor.

Baca juga: KELAHI Maut di Bangli Diduga Dipicu Urusan Jeep Wisata, Pelaku Buat Area Parkir di Lahan Korban?

Baca juga: BELUM Pasti Kapan Beroperasi, Direktur RSUD Giri Asih Ungkap Status Lahan Jadi Kendala Operasional

Material longsor lantas menimpa dua kolam lele yang berada di sekitar areal rumahnya. Tak tanggung, panjang tembok penyengker korban yang longsor mencapai 16 meter dengan tinggi senderan 4 meter. 

Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra mengatakan, tim reaksi cepat (TRC) BPBD Jembrana telah mengunjungi lokasi dan melakukan assessment. Kerugian material karena rusaknya senderan tembok, garasi serta dua kolam lele warga tersebut ditaksir mencapai Rp30 Juta. 

"Beruntung tidak ada korban jiwa. Peristiwa tersebut terjadi disebabkan karena hujan deras kemarin," jelas Artana Putra saat dikonfirmasi, Minggu (12/10).

Dia mengimbau, agar seluruh masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana tanah longsor, terutama saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi di wilayah perbukitan atau tebing. Sementara di wilayah dataran rendah waspada terhadap potensi banjir.  "Kami harap waspada ketika terjadi cuaca ekstrem," imbaunya. (mpa)

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved