Berita Klungkung
SD Negeri Besan Bali Kembangkan Taman Hujan dan Pembibitan Pohon, Ajarkan Konservasi Air Sejak Dini
Inspirasi membuat taman hujan ini muncul dari kenyataan bahwa sebagian besar sungai di Desa Besan kini mengering.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Krisis air bersih yang mulai terasa di berbagai daerah Bali tak menyurutkan semangat guru dan siswa SDN Besan, Kecamatan Dawan, untuk berbuat nyata.
Dengan kreativitas dan kepedulian lingkungan, mereka mengubah halaman sekolah menjadi “Taman Hujan Sekolah”, sebuah inovasi sederhana yang menyimpan dampak besar bagi konservasi air.
Kepala SDN Besan, Wayan Yudiartana, menuturkan gagasan ini merupakan sarana edukasi bagi siswa agar memahami pentingnya menjaga kelestarian sumber daya air sejak dini.
“Kami ingin anak-anak belajar langsung bagaimana air hujan bisa dimanfaatkan dan tidak terbuang percuma. Ini bentuk pendidikan lingkungan yang praktis,” ujarnya, Kamis 30 Oktober 2025.
Baca juga: Langkah Nyata Siswa SMAN 1 Penebel Hadapi Krisis Air Lewat Program Tirtanovasi
Ide cemerlang tersebut lahir dari salah seorang guru, Osila, yang kemudian menggandeng IDEP Selaras Alam melalui program Bali Water Protection (BWP).
Dengan pendampingan teknis dari IDEP, air hujan dialirkan dari atap sekolah ke talang, ditampung di bak, dan diserap ke tanah melalui taman hujan dan sumur resapan.
Air yang terkumpul juga digunakan untuk menyiram tanaman sekolah.
“Hasilnya, tagihan PDAM sekolah turun cukup banyak. Tapi yang lebih penting, anak-anak jadi paham bahwa setiap tetes air punya nilai,” kata Osila sambil menambahkan bahwa sekolah juga mengembangkan pembibitan pohon vegetasi sebagai bagian dari pelestarian hutan kecil di lingkungan sekolah.
Inspirasi membuat taman hujan ini muncul dari kenyataan bahwa sebagian besar sungai di Desa Besan kini mengering.
Padahal, dulu sungai menjadi tempat bermain anak-anak setelah pulang sekolah.
“Kondisi itu menyadarkan kami untuk berbuat sesuatu dari hal kecil,” tutur Osila.
Menurut perwakilan IDEP Selaras Alam, Lutfia, SDN Besan menjadi salah satu sekolah penerima penghargaan Tirtanovasi 2024, program yang mendorong inovasi konservasi air berbasis sekolah.
Dua sekolah lain yang juga menonjol yakni SD Negeri 4 Munduk dengan “Taman MEKAR” (Menjaga Kelestarian Air dan Ruang Hidup), serta SMA Negeri 1 Penebel dengan sistem “Tower Ganda” untuk menampung air hujan dan mendaur ulang air limbah.
“Melalui Tirtanovasi, kami ingin menumbuhkan semangat kolaborasi antar sekolah dan masyarakat untuk menghadapi krisis air di Bali,” ujar Lutfia saat kunjungan media ke SDN Besan.
Direktur Eksekutif IDEP Selaras Alam, Muchamad Awal, menegaskan bahwa sekolah memiliki peran penting sebagai pusat pembelajaran sekaligus laboratorium sosial untuk keberlanjutan lingkungan.
“Pendekatan kami bersifat bottom-up. Sekolah bukan sekadar penerima manfaat, tetapi agen perubahan yang mampu menciptakan solusi lokal untuk masalah global,” ujarnya. (mit)
Kumpulan Artikel Bali

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.