Digelar Pertama Kali, 70 Warga Binaan Lapas Perempuan Ikuti Pelatihan Kewirausahaan
Sebanyak 70 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Perempuan Klas II A Denpasar ikuti Pelatihan dan Training Kewirausahaan
Penulis: Noviana Windri | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, Noviana Windri Rahmawati
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Sebanyak 70 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Perempuan Kelas II A Denpasar ikuti Pelatihan dan Training Kewirausahaan yang digelar di Lapas Perempuan Kelas II A Denpasar, Kerobokan, Badung, Jumat (22/2/2019).
Pelatihan dan Training Kewiraushaaan tersebut bersinergi dengan Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah dan Perdagangan Kementerian Koperasi, serta Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kabupaten Badung.
Pelatihan dan training yang diberikan yaitu tentang tata rias dan tata kecantikan kulit.
Baca: Era Baru PSSI Gianyar di Tangan Cokorda Oka, Komitmen Gairahkan Sepak Bola Gianyar
Baca: Gede Puja Ditemukan Tewas Tanpa Busana di Areal Pura Dalem Purwa Buleleng, Begini Kata Polisi
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Perdagangan Kabupaten Badung, I Ketut Karpiana menuturkan, pelatihan yang digelar pertama kalinya ini bertujuan untuk pemberian keterampilan kepada para warga binaan.
"Tujuan dari kegiatan pelatihan dan training anak-anak binaan di Lapas Perempuan adalah bagaimana memberikan pembekalan, pendampingan kepada mereka sehingga apa yang mereka nantinya setelah keluar dari Lapas mereka mempunyai kegiatan,"
"Dalam artian bekal ilmu yang mereka dapatkan. Sehingga apa yang terjadi di masa lalu itu dia akan lupa dan bisa fokus kepada apa yang mereka berikan sekarang, yang nantinya akan bisa menjadi bekal hidupnya bagaimana dia bisa berwirausaha," papanya kepada Tribun Bali, Jumat (22/2/2019).
Baca: 1.100 Siswa Ikut Massive Action Alumni LPDP Bali
Baca: Sepakbola Gianyar Kembali Bergairah, Piala Bupati Gianyar 2019 Diikuti 31 Klub
Kata dia, pelatihan yang digelar pertama kalinya sebagai pintu masuk kerja sama yang diharapkan bisa meningkatkan keterampilan para WBP.
"Pelatihan ini bisa jadi pintu masuk untuk bekerja sama meningkatkan keterampilan para warga binaan. Paling tidak untuk meningkatkan kemampuan diri sendiri dulu. Setelah itu meningkatkan penghasilan. Salah satunya mungkin bisa membuka salon di rumah nantinya, atau kuliner dan juga mungkin di bidang kerajinan tangan juga," ujarnya.
Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah dan Perdagangan Kementerian Koperasi dan Lapas Perempuan Kelas II A Denpasar juga akan buat MoU untuk mengembangkan pelatihan-pelatihan lainnya.
Baca: Yudiantara Kesulitan Memotong Daging, Nia Takut Janurnya Robek
Baca: 6 Orang Bernama Tuhan Bakal Nyoblos pada Pemilu 2019 di Jember
"Ini juga kami sudah sepakat dengan ibu Kalapas bagaimana kita akan mengembangkan lagi ini. Jadi ini bukan hanya untuk pertama kali saja kita lakukan. Tetapi nanti akan ada usaha-usaha lainnya. Tidak terfokus pada tata rias ini saja. Kita akan kembangkan lagi di usaha lainnya yang kira-kira diminati anak-anak binaan,"
"Kami dengan Kalapas sudah sepakat akan buat MoU dan kita kembangkan lagi untuk lebih luas lagi pelatihan-pelatihan yang lain," pungkasnya.
Sementara, Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Denpasar, Lili mengatakan MoU yang akan disepakati merupakan langkah awal untuk mengembangkan keterampilan para warga binaan.
Baca: Bocah 8 Tahun Nangis, Ditembak Pejabat Karena Pungut Mangga Jatuh, Pelaku Ngaku Tembak Kucing
Baca: Setelah Manggis, Kini Salak Gula Pasir Bali Siap Diekspor ke Luar Negeri
"Kami luar biasa bangga dan senang sekali dihadiri orang-orang hebat di sini berkat kerja sama dengan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Perdagangan Kabupaten Badung ini, warga binaan kami minimal mereka bisa berdiri sendiri, cantik buat diri sendiri, dan bekal kalau keluar nanti mereka punya keterampilan. Bisa berguna di masyarakat"
"Kami akan buat MoU dengan Dinas Koperasi karena ini adalah langkah awal mungkin rencana-rencana kami akan lanjut bukan sekadar di sini saja. Kami ada keinginan membuka jasa rias, tapi karena space tempat masih belum mendukung kami akan lihat gimana nanti ke depannya," ungkapnya.
Sementara, salah seorang WBP kasus narkotika yang dijatuhi hukuman 12 tahun penjara menceritakan dirinya berkeinginan memiliki keterampilan merias untuk bekal dirinya.
"Ya ikut ini memang seneng dandan dan ingin punya keterampilan lebih. Nyesel ya nyesel, Mbak, masuk penjara. Ya semoga dibalik ini semua bisa jadi lebih baik lagi ke depan," ucapnya.(*)