Museum Subak Tak Punya Tukang Kebun dan Pengawas, Permohonan ke Disbud Belum Direspons
Saat ini Museum Subak yang terletak di Kecamatan Kediri tak punya tukang kebun untuk kawasan outdoor dan tenaga pengawas
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Irma Budiarti
Museum Subak Tak Punya Tukang Kebun dan Pengawas, Permohonan ke Disbud Belum Direspons
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Saat ini Museum Subak yang terletak di Kecamatan Kediri tak punya tukang kebun untuk kawasan outdoor dan tenaga pengawas.
Padahal luas kawasan Museum Subak mencapai 6,2 hektare lebih, yang idealnya memerlukan sedikitnya 5-10 orang tukang kebun dan beberapa orang tenaga pengawas.
Sehingga penataan kawasan outdoor tak masimal, salah satu contohnya adalah kondisi kolam ikan yang kotor.
Tak adanya petugas kebersihan juga dikarenakan tukang kebun satu-satunya milik Museum Subak telah meninggal dunia pada tahun 2018 lalu.
Baca: Sosialisasikan Revolusi Mental, Sat Polairud Polres Klungkung Gelar Program 6 Quick Wins Polri
Baca: Sekolah Minggu di Desa Padangan Tabanan, Ajak Siswa Mandiri dan Berinteraksi dengan Alam
Meskipun sudah kerap disampaikan ke perangkat daerah induk dalam hal ini Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan, namun belum juga terealisasi, termasuk kebutuhan petugas keamanan.
"Saat ini memang sudah tidak ada tukang kebun. Tapi kemarin sempat ada, namun sudah meninggal tahun lalu," kata Kepala UPT Museum Subak, Ida Ayu Ratna Pawitrani, Minggu (26/5/2019).
Dampaknya, kata dia, penataan dan kebersihan areal outdoor Museum Subak tak optimal.
Terlebih lagi luasan kawasan museum yang mencapai 6 hektare lebih sebagian besar kawasan hutan.
Baca: Tari Baris Pugpug Sebagai Pelengkap Pujawali Pura Dalem Selaungan
Baca: Kronologi Tertangkapnya Hantu Pocong di Pemalang, Sempat Menakuti Polisi Hingga Terkuak Sosok Pelaku
Dengan luasan tersebut, idealnya tenaga kebersihan yang tersedia sedikitnya 5-10 orang, termasuk tenaga pengawas atau keamanan sekitar 5 orang.
"Selain tenaga kebersihan, juga diperlukan tenaga keamanan. Karena di sini banyak tempat sunyi dan tersembunyi yang dikhawatirkan dijadikan ajang yang tidak benar bagi sejumlah oknum. Misalnya, banyak tangan jahil yang kerap melakukan vandalisme," ungkapnya.
Disinggung mengenai tak adanya dua tenaga ini, Dayu Ratna menyampaikan sudah menyampaikan kondisi tersebut ke leading sektor yakni Dinas Kebudayaan Tabanan.
Hanya saja, penyampaian tersebut belum mendapat respons dan tak kunjung terealisasi.
"Sudah sering kami sampaikan secara lisan ketika ada kesempatan. Dan seandainya bisa dipenuhi tentunya akan sangat membantu dan bisa menampilkan suasana museum yang lebih baik lagi," harapnya.(*)