Kasus Pedofilia di Bali
Korban Pedofilia Disajikan Mi Instan yang Bikin Mereka Ngantuk
Dalam melancarkan aksinya, RA terlebih dahulu menyajikan mi instan kepada tiga korban.Saat itu M menolak makan mi instan yang disajikan RA.
Penulis: Robison Gamar | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
WATCH pun melakukan pendalaman.
“A kebetulan gampang diajak ngomong. Dia bercerita pernah diajak mandi bareng RA bersama S, korban lainnya,” ungkap Gayatri.
S juga diajak bicara oleh WATCH.
Dari sini muncul pengakuan yang mengagetkan dari S, yakni anusnya pernah ditusuk menggunakan jari tangan RA.
Aksi ini dilakukan RA di kosnya di Kuta pada 2014 lalu.
Pengakuan S dan A ini kemudian disampaikan untuk bahan laporan ke Polda Bali.
Sekembali dari Polda Bali, S menyampaikan kepada ayahnya bahwa tasnya diambil oleh gurunya.
Tas ini memang sengaja diambil sebagai barang bukti karena merupakan pemberian RA.
Ayah S kemudian menanyakan kepada W (16), korban lainnya, yang dikenal juga dekat dengan RA.
Takut investigasinya keburu terbongkar, WATCH akhirnya menyampaikan informasi kepada pihak kepolisian.
Sebab, dikhawatirkan RA melarikan diri jika informasi disitanya tas S sampai ke telinga RA.
Polisi kemudian menggerebek kediaman RA di Selemadeg, Tabanan pada Senin (11/1/2016) pukul 18.30 Wita.
Dalam penggerebekan ini ditemukan daftar nama anak-anak yang menjadi korban RA, yang berjumlah lebih dari 20 orang.
Dari 20-an anak tersebut muncul nama korban baru, yakni M (12), yang memberikan pengakuan mencengangkan.
Berdasarkan pengakuan M, pada 16 Desember 2015 lalu ia bersama saudaranya W dan DS (9) dibawa RA ke kediamannya di Selemadeg.
