Ini Pemicu Pembunuhan Aipda Wayan Sudarsa oleh 2 Bule di Pantai Kuta
Pergumulan terjadi antara ketiganya di atas hamparan pasir Pantai Kuta. Pada saat terjadinya pergumulan itu, paha kiri serta tangan Sara digigit oleh
Penulis: I Gusti Agung Bagus Angga Putra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
“Sara tetap ngeyel bahwa korban harus tahu. Namanya polisi lha kok dipaksa biar harus tahu. Kemudian David datang ke situ juga dan menggeledah korban. Mungkin David menuduh korban mengambil tas Sara. David bilang kalau korban adalah polisi gadungan. Namanya polisi terus digeledah sama masyarakat gimana sih, kan gitu. Ya, tersinggung si korban. Didoronglah David sampai jatuh. Setelah jatuh, David nggak terima dan meraih teropong di leher korban dan dipukulkannya ke kepala korban. Sampai di sana terjadilah pergumulan. Si David ditindih sama korban, akhirnya Sara membantu menarik si korban ini sehingga korban terjatuh ke belakang dan menindih Sara. David pun datang dan menindih korban,” urai perwira asal Surabaya ini.
Pergumulan terjadi antara ketiganya di atas hamparan pasir Pantai Kuta.
Pada saat terjadinya pergumulan itu, paha kiri serta tangan Sara digigit oleh almarhum.
Lantaran almarhum melakukan perlawanan, terjadilah baku hantam di antara David dan korban.
Karena Sara masih ingin mencari tasnya, dia pun menjauh dari David dan Aipda Wayan Sudarsa yang masih terlibat adu fisik.
Di tengah perkelahian itu, David menemukan ponsel Nokia milik almarhum dan dipukulnya almarhum sebanyak dua kali.
Menurut Kombes Hadi, pada saat pergumulan terjadi, David sempat mengatakan bahwa almarhum adalah polisi gadungan dan menuduh almarhum telah mengambil dompet milik Sara.
Tuduhan dari David, kata Hadi, dikarenakan kesalahpahaman yang berawal dari ketika Sara dan David berada di bibir pantai, sejoli ini menyaksikan ada orang berdiri di dekat gapura pintu masuk Pantai Kuta sempat berjalan mendekat ke arah tas Sara.
Dari sana kesalahpahaman muncul. Almarhum Wayan Sudarsa yang pada saat itu tengah melaksanakan tugas dinas di dekat sana disangka David telah berbuat sesuatu terhadap tas Sara.
“David menyangka korban penyebab hilangnya tas Sara. Tetapi korban bilang ya nggak tahu. Ada sekitar sampai 3 kali David mengatakan korban mengambil tas pacarnya. Karena korban sudah capek melayani David lalu korban bilang tas Sara ada di sana. Akhirnya dapat, David melepaskan tubuh korban. Setelah melepas terjadi pergulatan lagi sama korban. Karena ada botol di dekat situ, dipukullah kepala korban oleh David. Kepala sebelah kiri. Kemudian David memeriksa barang-barang korban sampai melepas baju korban, diperiksa semuanya. Si Sara ikut juga datang dan ikut memeriksa di situ, rupanya tidak ditemukan barang bukti. Korban sudah tak berdaya dalam posisi tertelungkup. Mereka menyangka korban pingsan. Tapi mereka tidak tahu apa korban meninggal atau tidak. Soalnya tidak diperiksa sama mereka,” jelas Hadi.
Setelah itu David datang lagi dan mencari tas di sekitar tempat yang ditunjuk oleh korban.
Rupa-rupanya ia tidak menemukan tas kekasihnya.
David pun kembali ke tempat almarhum terkapar dan membalikkan tubuh almarhum.
Saat itu almarhum masih belum sadar.
“David sempat memeriksa dompet milik korban dan mengambil dompet itu. Dia buka dompetnya, hanya ada uang Rp 2 ribu. Dompet korban kemudian dibawa oleh Sara. Dia menggeledah tubuh korban lagi siapa tahu tasnya itu ada di saku korban,” ujar Hadi.
