Ini Pemicu Pembunuhan Aipda Wayan Sudarsa oleh 2 Bule di Pantai Kuta

Pergumulan terjadi antara ketiganya di atas hamparan pasir Pantai Kuta. Pada saat terjadinya pergumulan itu, paha kiri serta tangan Sara digigit oleh

Penulis: I Gusti Agung Bagus Angga Putra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
David James Taylor (kiri) dan Sara Sara Cannor (kanan) 

Selanjutnya, David dan Sara meninggalkan pantai.

Saat itu, David berujar kepada Sara bahwa korban hanya pingsan dan akan segera siuman.

Keluar pantai mereka bertemu dengan tukang ojek di tepi jalan.

Mereka berdua minta untuk diantar ke kantor polisi tetapi permintaannya ditolak oleh tukang ojek karena badan mereka dipenuhi pasir dan darah.

“Kemudian mereka jalan kaki sampai ke tempat tinggal di Kubu Kauh. Kemudian dicuci semuanya barang buktinya, mereka  istirahat. Besoknya mereka keluar dari home stay dan mencari penginapan baru di daerah Jimbaran. Siangnya mereka kembali ke Kubu Kauh untuk mengambil barang. Terus mereka kembali lagi ke home stay di Jimbaran untuk membakar baju kaos yang sudah berdarah-darah, termasuk handphone merek Samsung dan dompet korban mereka yang ambil. Jadi, kartu tanda anggota dan KTP korban itu digunting-gunting sama mereka dan handphonenya disobek-sobek langsung dibakar sama mereka. Saat ini tim sedang ke Jimbaran untuk mencari barang bukti yang katanya dibakar itu,” urainya.

Keterangan antara David dan Sara yang sempat tidak sinkron saat diinterogasi pertama kali ini, kata Kombes Hadi, sudah mulai cocok.

Kendati demikian, masih ada sejumlah keterangan yang belum senada, yakni saat David tidak memberikan keterangan perihal pemukulan almarhum terhadap Sara seperti yang Sara katakan terhadap penyidik.

Sementara itu, pengacara David, Haposan Sihombing, di Mapolresta Denpasar, Selasa (23/8/2016), menjelaskan David emosi setelah Sara kehilangan tas berisi uang Rp 3 juta dan ATM di Pantai Kuta, Rabu (17/8/2016) dini hari.

David mencari-cari barang tersebut, kemudian bertemu dengan Aipda I Wayan Sudarsa.
Dalam kondisi mabuk, David menuding korban tahu soal tas kekasihnya.

Dia merogoh kantong korban.

Korban mengaku sebagai polisi, tapi pelaku tak peduli.

Dalam kondisi mabuk, dia menganiaya korban.

Haposan mengaku sempat bertanya ke kliennya, kalau hanya masalah tas kenapa sampai fatal seperti itu?

"Dia konsen di BAP, akan ceritakan semua dalam BAP. Jadi (klien) tidak berkenan ngobrol-ngobrol karena sudah dituangkan di BAP," papar Haposan. (*)

Sumber: Tribun Bali
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved