Bangke Matah Dikubur di Klungkung Bali

Krama Kerauhan Saat Berjalan Menuju Setra, Dewa Aji Tapakan Pun Berdiri di Hadapan Liang Kubur

Ribuan Krama Banjar Adat Getakan turut menyaksikan persiapan prosesi Calonarang dengan layon mependem yang baru pertama kalinya digelar itu

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Dewa Aji Tapakan Ketika berdiri di depan liang Kubur di Setra Desa Adat Getakan, Kamis (13/10/2016). 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Langit di Desa Getakan, Klungkung mulai temaram (senja, red).

Tepat pukul 18.00 Wita, suara gamelan terdengar riuh, dan ribuan Krama Banjar Adat Getakan berjalan perlahan menuju Setra.

Baca: Dewa Aji Tapakan Mohon Keselamatan di Pura Dalem, Suami Istri Bubuhkan Cap Jempol!

Baca: Dewa Aji Tapakan Diarak Lalu Dimandikan Ala Mayat, Ribuan Mata Jadi Saksi

Baca: VIDEO: Puluhan Anak dan Orang Dewasa Jadi Bangke Matah, Suasana Mistis Begitu Terasa

Baca: Ini Liang Kubur Dewa Aji Tapakan Saat Calonarang di Klungkung, Penguburan Pukul 00.00 Wita!

Setiap warga yang berada dipinggir jalan, ketika itu diminta untuk menepi dan duduk sesaat, karena Petapakan Ratu Mas Bukit Jati, Ratu Mas Dalem Lingsir, Ratu Mas Klungkung, dan Petapakan Barong Ket memargi menuju Setra setempat.

Calonarang
Petapakan Ratu Mas Bukit Jati, Ratu Mas Dalem Lingsir, Ratu Mas Klungkung

Suasana sakral semakin terasa, ketika beberapa Krama Adat Getakan  kerauhan, saat berjalan beriringan dengan Ratu Mas Klungkung.

Ribuan Krama Banjar Adat Getakan turut menyaksikan persiapan prosesi Calonarang dengan layon mependem yang baru pertama kalinya digelar itu.

Setelah melakukan ritual persembahyangan, Dewa Aji Tapakan perlahan bangun dari duduknya.

Pria yang akan melakoni peran sebagai layon dan akan dipendem atau dikubur tersebut langsung berdiri di depan liang.

Dalam liang tersebut sudah dimasukan peti, yang menjadi tempat  Dewa Aji Tapakan saat dikubur.

Ribuan masyarakat Banjar Adat Getakan berusaha mengabadikan momen langka tersebut.

Hari semakin gelap, Dewa Aji Tapakan memejamkan matanya sembari membawa sebatang dupa.

Dengan menggenakan pakaian serba putih, ia tampak sangat khusyuk untuk berdoa.

Meskipun akan dikubur, tidak tampak raut ketakutan atau kekhawatiran dari wajahnya.

"Beliau (Dewa Aji Tapakan) sudah siap jasmani dan rohani untuk ngayah. Kita serakan semuanya pada Ida Sesuhunan, karena beliau lah yang berkehendak," ujar Dewa Sukaryanida, kerabat dari Dewa Aji Tapakan.

Tepat pukul 18.50 Wita, prosesi di setra tersebut selesai.

Petapakan Ratu Mas Bukit Jati, Ratu Mas Dalem Lingsir, Ratu Mas Klungkung, dan Petapakan Barong Ket kembali memargi menuju Balai Banjar Adat Getakan.

Pementasan Calonarang mependem akan dimulai pukul 20.00 Wita, dan  Dewa Aji Tapakan yang beperan sebagai layon akan dipendem sekitar pukul 00.00 Wita.

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved