Bangke Matah Dikubur di Klungkung Bali

Ini Liang Kubur Dewa Aji Tapakan Saat Calonarang di Klungkung, Penguburan Pukul 00.00 Wita!

38 warga saling bergantian untuk membuat liang yang nanti akan digunakan untuk mengubur layon yang dilakoni Dewa Aji Tapakan

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Krama Banjar Getakan sedang membuat liang untuk mengubur layon saat menjelang prosesi Calonarag mependem di Banjar Pakraman Getakan, Klungkung, Kamis (13/10/2016) 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Krama Desa Adat Getakan, Banjarangkan, Klungkung mulai membuat liang untuk pelaksanaan prosesi Calonarang mependem/dikubur pukul 15.00 Wita, Kamis (12/9/2016).

Setidaknya 38 warga saling bergantian untuk membuat liang yang nanti akan digunakan untuk mengubur layon yang dilakoni Dewa Aji Tapakan.

Liang kubur yang dibuat relatif cukup luas, dan mengikuti ukuran peti yakni dengan lebar sekitar 1,15 meter, panjang 2 meter dan  tinggi hingga 1,2 meter.

Baca: Malam Ini, Tanpa Takut Dewa Aji Tapakan akan Dikubur Hidup-hidup, Begini Kisah Kemampuan Gaibnya!

Baca: VIDEO: Puluhan Anak dan Orang Dewasa Jadi Bangke Matah, Suasana Mistis Begitu Terasa

Baca: Detik-detik Sebelum Dikubur Hidup-hidup, Dewa Aji Sempat Katakan Ini pada Bendesa Adat

"Nanti layonnya (watangan) akan dipendem disini," ujar salah seorang Krama Getakan.

Bendesa Adat Getakan, I Made Sucana menjelaskan, jika saat prosesi penguburan layon akan dilaksanakan sekitar pukul 00.00 Wita.

Nantinya, setelah dipendem/dikubur, areal setra atau kuburan akan disterilkan.

Tidak boleh ada cahaya maupun warga minimal 200 meter dari areal setra.

"Setiap tahun sebenarnya keluarga  sangat khawatir, dan sekarang yang paling kami khawatirkan karena dikubur. Tapi kita serahkan semuanya ke Sang Hyang Widhi Wasa. Hari ini juga beliau terakhir kalinya ngayah sebagai layon," ujar Dewa Sukaryanida, salah seorang kerabat dari Dewa Aji Tapakan.

Ia menjelaskan, sebenarnya Dulu Dewa Aji Tapakan adalah sosok orang yang penakut.

Bahkan, ia menceritakan untuk buang air kecil saat malam hari saja, Dewa Aji Tapakan sering minta diantar istrinya, Desak Tapakan.

"Backgroundnya, beliau memang penakut. Untuk buang air kecil saja sampai minta ditemani istrinya," ujar Dewa Sukaryanida.

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved