Bangke Matah Dikubur di Klungkung Bali

Dewa Aji Tapakan Bermandi Keringat Bangun dari Kuburnya

Petapakan Ida Betara Ratu Mas Klungkung mulai mesolah sekitar pukul 02.30 Wita, ketika itu semakin banyak warga Banjar Adat Getakan yang mengalami

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Layon Dewa Aji Tapakan diarak menuju Setra Getakan, Kamis (13/10/2016) 

Sejumlah kerabat menunggui layon Dewa Aji Tapakan di setra.

Ratusan penonton juga masih bertahan di setra untuk menunggu prosesi sampai akhir.

Petapakan Ida Betara Ratu Mas Klungkung mulai mesolah sekitar pukul 02.30 Wita, ketika itu semakin banyak warga Banjar Adat Getakan yang mengalami kesurupan.

Sekitar pukul 04.00 Wita, Ida Betara Ratu Mas Klungkung mulai memargi menuju setra, diikuti sejumlah warga yang kesurupan dan puluhan ribu warga yang ketika itu sengaja untuk menantikan detk-detik bangkitnya Dewa Aji Tapakan dari liang kubur.

Puluhan ribu pasang mata menjadi saksi bangunnya layon Dewa Aji Tapakan dari liang kubur.

Setelah melewati berbagai prosesi hingga penutup tanah liang kubur dipukul tiga kali oleh Ida Betara Ratu Mas Klungkung, berlahan tanah tipis yang menutupi liang kubur Dewa Aji Tapakan bergerak.

Di hadapan Ratu Mas Klungkung, Dewa Aji Tapakan terbangun. Ia berlahan mengangkat triplek peti, yang sebelumnya telah diurug dengan tanah.

Diikuti dengan tepuk tangan dan sorak sorai penonton, Dewa Aji Tapakan bangkit dengan kondisi berpeluh keringat.

Dewa Aji Tapakan yang kembali sadar kemudian menjalani ritual di hadapan Ida Betara Ratu Mas Klungkung di samping bekas liang kubur.

Selanjutnya berjalan bertelanjang dada menuju Catus Pata Banjar Adat Getakan, dengan kondisi tubuh berpeluh keringat dan rambut terurai. (*)

Sumber: Tribun Bali
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved