Jembatan Cinta Nusa Lembongan Putus
Tangis Ratusan Krama Pecah Ketika Dua Bocah Cantik Korban Jembatan ‘Cinta’ Lembongan Dibakar
Suasana haru sangat terasa ketika jenazah mulai diangkat dari rumah duka
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA- Jenazah Putri Krisna Dewi (9) dan Kadek Mustika Savitri (6), korban putusnya Jembatan Kuning diaben, Rabu (19/10/2016).
Upacara pengabenan jenazah kakak beradik asal Banjar Ancak, Dusun Pegadungan tersebut dihadiri oleh ratusan krama Desa Lembongan.

Prosesi pegabenan terhadap jenazah Putri Krisna Dewi (9) dan Kadek Mustika Savitri (6), Rabu (19/10).
Suasana haru sangat terasa ketika jenazah mulai diangkat dari rumah duka, sekitar pukul 08.00 Wita pagi.
Suara kelentangan mengalun sendu, menghantar dua jenazah menuju tempat peristirahatan terakhirnya.
Tangis haru pecah, ketika jenazah mulai dibakar sekitar pukul 10.00 Wita.
Kedua orangtua alamahum tidak dapat menahan air matanya.
Mereka terus menangis dirundung duka, hingga jenazah kedua gadis terebut menjadi abu sekitar pukul 16.00 Wita.
Setelah dilakukan upacara pengabenan, hari itu juga dilakukan upacara nganjut atau melarung abu jenazah ke laut dan terakhir dilakukan upacara ngulapin.
Selain Putri Krisna Dewi (9) dan Kadek Mustika Savitri (6), upacara pengabenan juga rencanaya akan digelar terhadap jenazah Almarhum I Putu Ardiana.
Guru asal Banjar Kangin, Desa Lembongan ini rencananya akan diaben, Minggu (23/10/2016).
Belum Sempat Dibelikan Mainan di Pasar Senggol
Padahal saat acara piodalan di pura selesai, Krisna Dewi dan Savitri terlihat sangat senang, karena mereka akan dibelikan mainan baru.
“Tidak seperti biasanya, kedua putri saya sebelum kejadian sudah berpakaian adat yang rapi. Mereka sangat bersemangat dan bilang mau beli mainan di pasar senggol di dekat Pura Bakung,” Ujar I Gede Sulianta, ayah kedua anak malang itu dengan suara terbata-bata saat ditemui kemarin di rumahnya di Banjar Ancak, Dusun Pegadungan, Desa Lembongan.
Sembari menangis, Sulianta berusaha menceritakan kejadian pilu itu.
Saat itu, dia bersama istrinya Ni Ketut Wirati dan tiga anaknya --Putri Krisna Dewi, Kadek Mustika Savitri dan Komang Giri Mahesa Pramesta (1,6 tahun)-- baru saja pulang dari Pura Bakung di Nusa Ceningan.