Bali Paradise
Wajib Tahu Jika Kunjungi Desa Taro! Dari Pura Gunung Raung Hingga Mitos Lembu Putih
Keberadaan Desa Taro berkaitan erat dengan lawatan Rsi Markandeya dari Jawa Timur ke Bali sekitar abad ke-8.
Di tempat penangkaran seluas 3 hektar ini, pengunjung tidak hanya akan melihat lembu putih.
Tempat ini telah ditata sedemikian rupa sehingga pengunjung bisa merasa nyaman.
Anda dapat melihat aneka tanaman hias dan buah di tempat ini.
Rumput pun tumbuh dengan rapi. Tempat ini juga menyediakan balebengong sebagai tempat bersantai.
Bagi yang membawa anak kecil, tersedia pula arena bermain untuk mereka. Area ini juga bisa digunakan sebagai tempat berkemah.
Tempat Belajar Tanaman Obat
Di Desa Taro Anda juga dapat melihat kebun tanaman obat dan upacara.
Beberapa tanaman yang tumbuh di tempat ini ada yang jarang ditemui.
Ide menanam ini bermula dari warga yang kesulitan mencari beberapa jenis tumbuhan saat mempersiapkan upacara Panca Wali Krama.
Mereka pun memutuskan untuk mulai menanam bibit tanaman langka.

“Kebun tersebut ada di dekat obyek wisata lembu putih. Kami memang sengaja menanamnya supaya bisa dimanfaatkan oleh warga di sini ataupun warga desa lain yang membutuhkan,” ujar Wayan Suardika.
Ia mengatakan, masyarakat Desa Taro juga terbuka bagi pengunjung yang ingin mengenal jenis tanaman obat dan upacara beserta kegunaannya.
Masyarakat di sini memang masih memiliki budaya menanam.
Hal ini bisa dilihat dari pekarangan rumah warga yang ditanami aneka tumbuhan.
Desa ini pun terlihat asri, sehingga pengunjung dapat merasa rileks dan santai.
Udara di tempat ini pun sejuk.
Selain keunikan lembu putih, nilai sejarah Pura Gunung Raung, serta kebun tanaman, Desa Taro juga dikenal dengan kerajinan peraknya.
Desa Taro juga memiliki agrowisata yang tidak boleh anda lewatkan saat berkunjung ke sini. (*)