Travel

BALI Masih Destinasi Favorit, Rute Internasional Prediksi Tumbuh 30 Persen, Sambut Nataru 2025-2026!

Industri penerbangan tengah bersiap menghadapi lonjakan permintaan penumpang pada periode libur Nataru 2025/2026.

ISTIMEWA/COMMUNICATION BANDARA I GUSTI NGURAH RAI
TIBA PERDANA - Suasana inaugural flight penerbangan Jetstar Airways rute Newcastle–Denpasar tiba perdana di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali pada Selasa (21/10) lalu. Rute internasional diprediksi tumbuh hingga 30% pada periode Nataru 2025/2026. 

TRIBUN-BALI.COM – Rute penerbangan domestik tujuan wisata seperti Denpasar, Bali masih menjadi destinasi favorit pada periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. Sejumlah maskapai juga melakukan penambahan armada sebagai antisipasi puncak liburan Nataru.

Industri penerbangan tengah bersiap menghadapi lonjakan permintaan penumpang pada periode libur Nataru 2025/2026.

Sejumlah maskapai anggota Indonesia National Air Carriers Association (INACA) mulai menambah frekuensi penerbangan hingga membuka rute tambahan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang, baik di rute domestik maupun internasional.

Sekretaris Jenderal INACA Bayu Sutanto menyebut, sebagian maskapai telah menambah armada untuk menghadapi periode puncak liburan kali ini sebagai langkah antisipasi kenaikan permintaan. “Penambahan sesuai dengan ketersediaan pesawat. Ada penambahan armada di beberapa maskapai, tetapi tidak signifikan jumlahnya,” ujar Bayu, Minggu (2/11).

Ia merincikan, rute-rute domestik tujuan wisata seperti Denpasar, Bali dan Yogyakarta masih menjadi destinasi favorit pada periode libur akhir tahun ini. Sementara untuk rute internasional, permintaan tertinggi diperkirakan mengarah ke Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok, dan Hong Kong.

 

Baca juga: KOSTER Lantik Mudarta Jadi Kepala Dinas Perhubungan Bali, Pesan Gubernur: Harus Tegas dan Berani!

Baca juga: PREMI Asuransi Properti Tumbuh 7,2 Persen, Kendaraan Bermotor Turun 5 Persen

 

Bayu memperkirakan jumlah penumpang akan meningkat cukup signifikan dibandingkan periode Nataru tahun lalu. Untuk rute domestik, kenaikan diperkirakan mencapai 10 persen–25 % , sedangkan rute internasional bisa tumbuh 20 % –30 % , seiring meningkatnya mobilitas masyarakat dan permintaan wisata luar negeri.

Seperti diketahui, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali telah terhubung dengan 9 destinasi langsung dari dan menuju Australia, antara lain Sydney, Melbourne, Brisbane, Adelaide, Cairns, Darwin, Perth, Gold Coast, dan kini Newcastle. 

Saat ini Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai melayani 21 rute penerbangan domestik dan 38 rute penerbangan internasional. Hingga bulan September 2025, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai melayani 18,23 Juta penumpang  dan 106 ribu pergerakan pesawat secara keseluruhan.

Australia juga menjadi negara dengan konektivitas terbanyak di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Australia tercatat sebagai salah satu pasar terbesar bagi wisatawan mancanegara atau Warga Negara Asing (WNA) yang berkunjung ke Bali dengan kontribusi yang signifikan terhadap jumlah penumpang internasional. 

Pada September tahun 2025, tercatat 1.250.999 WNA Australia yang datang ke Bali melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.  Jumlah tersebut menobatkan Australia sebagai negara dengan jumlah kedatangan WNA terbanyak di Bali di sepanjang tahun 2025.

Namun meski prospek musim liburan terlihat positif, Bayu mengakui industri masih menghadapi sejumlah tantangan operasional. Salah satunya adalah biaya operasional yang tinggi akibat kenaikan harga avtur dan kurs dolar AS, serta kendala impor suku cadang pesawat.

“Sudah dua sampai tiga tahun ini demand domestik tidak signifikan kenaikannya walaupun sudah dibantu diskon tarif dengan potongan PPN. Kendala operasional masih ada, terutama untuk impor suku cadang, kenaikan kurs USD, dan harga avtur,” ungkapnya.

Di sisi lain, Bayu menilai absensi penyesuaian tarif batas atas (TBA) untuk rute domestik menjadi tekanan tersendiri bagi maskapai. Sementara pada rute internasional, tidak adanya pembatasan tarif membuat maskapai cenderung memperluas ekspansi ke pasar luar negeri yang memiliki margin lebih baik.

Sumber: Kontan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved