Bandara Baru di Bali Utara Belum Bisa Terealisasi, Rencananya Dibangun di Lepas Pantai

Pembangunan bandara baru di Kabupaten Buleleng oleh PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) dipastikan belum dapat terealisasi.

net
Ilustrasi bandara di atas laut 

"Proses pembangunannya 2-3 tahun, sejak izin dikeluarkan. Kalau penlok keluar 2018 ini, maka akan diikuti lagi mengenai detail desain dan izin membangun itu 2-3 tahun harus sudah selesai. Kalau kelamaan nanti bakal repot," tambah Tulus.

Dilewati Airbus A380

PT BIBU rencananya akan membangun Bandara Buleleng atau Bandara Internasional Bali Utara di kawasan Pantai Kubutambahan dengan nilai investasi sebesar Rp 27 triliun dengan membangun di atas laut.

Luas bandara diperkirakan mencapai 1.060 hektare dengan panjang landasan 4.100 meter dan fasilitas tambahan yaitu 30 gedung serta terminal seluas 230.000 meter.

Bandara di atas laut ini memiliki dua runway yang dapat dilewati hingga model pesawat yakni Airbus A380 yang memiliki double-deck mewah.

"Bandara Bali Utara dirancang dibangun di lepas pantai. Nanti akan dikaji secara teknis kedalaman," ungkapnya.

Mangku menegaskan, pembangunan bandara ini tidak akan menggusur pemukiman, jalanan, pura, maupun situs-situs bersejarah.

PT BIBU pun akan mengakomodasi para nelayan karena sebagian lahannya akan tergerus untuk pembangun bandara.

Nantinya PT Bibu akan membangun armada berlabuh yang lebih baik untuk nelayan aktif untuk menjaga kualitas kapal yang digunakan.

Untuk nelayan yang setengah aktif dan lanjut usia akan diajak bekerja ke bagian budidadaya garam yang memanfaatkan air laut di Buleleng.

"Masyarakat dan nelayan kami koordinir untuk menjadikan produksi garam yang berkualitas," janjinya.

Project Strategic Advisor PT BIBU Laksamana Madya Freddy Numberi menjelaskan, Bandara Bali Utara akan menjadi bandara pertama yang dibangun di atas laut.

"Ini merupakan penggunaan teknologi modern yang pertama kali di Indonesia dengan sistem di atas laut," ucap Freddy, yang juga hadir dalam konferensi pers, kemarin.

Freddy memastikan pembangunan akan lebih cepat karena tidak akan terganggu oleh proyek-proyek lainnya seperti yang biasanya dihadapi pembanguann bandara yang berlokasi di darat.

Dari pembangunan bandara yang biasanya berjalan selama 10 tahun, mantan Menteri Perhubungan itu menyebut bisa dilakukan hanya tiga tahun.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved