Petugas Sempat Kira Bukan Tengkorak Manusia, Tapi Gede Widiarsana Yakin itu Tulang Belulang Ayahnya
Petugas Mengira Tengkorak Kera, Gede Widiarsana Yakin itu Tulang Belulang Ayahnya Karena Ciri ini
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Tengkorak dan potongan tulang belulang tercecer di dalam Hutan Taman Nasional Bali Barat (TNBB), Gilimanuk, Melaya Jembrana.
Tengkorak dan tulang belulang manusia itu ditemukan di dekat Pura Pelinggih Ida Batara Lingsir Anak Agung Nyoman Kotanegara, Kamis (31/10/2018).
Kurang lebih 500 meter dari Pura Pelinggih, melewati jalan prabasan hutan, tengkorak dan tulang belulang itu ditemukan.
Baca: Gubernur Koster: Bali Tidak Lagi Menjadi Pulau Surga, Sekarang Disindir Pulau Neraka Karena Ini
Penemuan tengkorak ini membuat geger jagat media sosial.
Dari itu pulalah, kemudian ada seorang warga mengaku bapak kandungnya hilang sejak tiga tahun lalu.
Tepatnya di September tahun 2015 lalu.
Baca: Gubernur Koster: Balian Akan Dibuatkan Loket Khusus di Rumah Sakit, Obati Gunakan Mantra
Adalah I Gede Widiarsana, warga Dangin Tukadaya, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, yang mengakui bahwa itu adalah ayahandanya.
Widiarsana menuturkan, awal mula ia mensinyalir kuat, bahwa tengkorak dan tulang belulang itu adalah jenazah orangtua laki-lakinya, dari penemuan HP dan STNK yang berada satu areal di TKP penemuan.
HP itu dipastikan cocok dengan milik orangtua laki-lakinya, yang bernama I Ketut Sudarna.
Baca: Sebelum Jatuh, Lion Air JT 610 Terbang dengan Speed 340, Pilot Senior: Itu Tak Masuk Akal
Sehingga, ia pun langsung menuju ke Polsek Gilimanuk untuk mendapat kepastian.
"Tahunya dari grup informasi sosial media. Saya yakin, karena dari Handphone, samsung kecil, itu sama dengan milik ayah saya. Kenyataannya memang belum tahu. Tapi barang itu cocok," ucapnya, kepada awak media di Mapolsek Gilimanuk, kemarin siang.
Widiarsana menyebut, seingatnya bapaknya meninggalkan rumah pada 2016 akhir saat hari Raya Kuningan.
Baca: Banyak yang Tak Tau, Ini Alasan Black Box Lion Air JT 610 Direndam di Dalam Air Setelah Ditemukan
Waktu itu, bapaknya mengaku hendak jalan-jalan.
Sedangkan, ia dan istri serta anaknya sedang di Denpasar.
Lantas, setelah balik lagi ke Jembrana, bapaknya kemudian di telepon mengaku berada di hutan.
"Malamnya ditelepon ada di hutan. Terus besok paginya, lagi ditelepon, masih aktif, tapi gak diangkat. Terakhir ngakunya cuma jalan-jalan," jelasnya.
Widiarsana menegaskan lagi, ia sudah mencari ke sana kemari, untuk menemukan bapaknya.
Bahkan, sudah dilaporkan ke Polres Jembrana Kamis (22/9/2016) lalu.
Mengenai penemuan, untuk kepastian bahwa itu orangtuanya, memang belum diketahui itu orangtuanya.
Namun, STNK yang ditemukan itu sesuai dengan nama adik kandungnya, Ni Kadek Wiyarmita.
Dan plat nomor itu sama, dengan motor supra fit di rumah.
"Plat nomornya itu kan DK 4699 WO yang ditemukan di TKP. Itu motornya juga ada di rumah," jelasnya lagi.
Penemuan tengkorak manusia dan potongan tulang belulang manusia di Hutan TNBB, kali pertama ditemukan Pekerja terabasan hutan, I Made Wijana warga Melaya Tengah Melaya Jembrana.
Wijana mengaku, penemuan itu sekitar pukul 11.30 Wita.
Pertama kali tengkorak kepala ditemukan.
Kemudian tulang kaki dua buah, tulang lengan satu, kemudian sandal korban.
Antara satu potongan tulang dengan yang lain serta tengkorak, ditemukan berceceran.
Pertama kali, tengkorak ditemukan sudah bercampur tanah.
"Kepala banyak tanahnya, terus saya bersihkan. Dan sempat terus dikumpulin satu per satu," kata Wijana.
Dikira Kepala Kera
Teman Wijana yang juga turut menemukan itu adalah Putu Sugiyana.
Sugiyana menyebut, bahwa pertama menemukan, ia mengira bahwa itu kepala kera.
Jadi tidak ia hiraukan dengan teman-teman.
Sugiyana tetap bekerja menerabas semak belukar hutan, hingga ia kaget menemukan potongan tulang berupa kaki dan lengan.
"Pertama malah saya kira itu tengkorak kera. Tapi kok besar. Setelah ditemukan tulang itu, langsung saya dan teman-teman yakin kalau itu tengkorak manusia. Ditambah ditemukan HP, Sandal dan STNK," ungkapnya.
Sugiyana mengaku, ia tidak sadar bahwa itu tengkorak manusia.
"Setahunan yang lalu itu memang bau busuk menyengat kata pencari janur. Ia (pencari janur) mengira bau busuk dari hewan, yang ternyata manusia," ujarnya.
Sugiyana mengaku, usai ditemukan pukul 11.30 Wita, sekitar pukul 12.00 Wita ia lalu melapor ke Polsek Melaya.
Dari Polsek Melaya diarahkan melapor ke Polsek Gilimanuk.
Dari situlah kemudian, ada petugas Identifikasi dan petugas Polsek Gilimanuk melakukan penyelidikan di lokasi kejadian.
"Kami baru empat hari kerja, dan kaget juga menemukan tengkorak yang ternyata manusia," tegasnya.
Kapolsek Gilimanuk, Kompol I Nyoman Subawa menyatakan, petunjuk awal itu ditemukan STNK dan Handphone.
Akhirnya dilakukan, penyisiran di sekitaran TKP dan ditemukan dompet.
Di dalam dompet, ditemukan JKBM atas nama korban.
"Tapi untuk memastikan memang perlu dilakukan tes DNA. Tes DNA itu juga bisa untuk mengetahui penyebab kematian korban. Hanya saja, itu nanti Polres Jembrana yang menangani," bebernya. (*)