Begini Sosok Titi Wati di Mata Dokter Asal Bali yang Mengoperasinya

Dari pertemuannya dengan Titi, ia mengatakan pasiennya itu berkepribadian humble dan gampang diajak bicara.

Penulis: Busrah Ardans | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN BALI/BUSRAH ARDANS
dr Gede Eka Rusdi Antara, MARS, Sp. B KBD, Dokter asal Bali yang berhasil melakukan operasi Batriartik kepada pasien Titi Wati (36) yang menderita obesitas beberapa waktu lalu. 

Laporan Wartawan Tribun Bali Busrah Ardans

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - dr Gede Eka Rusdi Antara, MARS, Sp. B KBD ialah sosok Dokter asal Bali yang berhasil melakukan operasi batriartik kepada pasien Titi Wati (36) yang menderita obesitas asal Kalimantan Tengah, Palangkaraya.

Eka bersama tim yang berjumlah delapan orang diberangkatkan khusus ke Kalimantan tepatnya di RS Doris Sylvanus, Palangkaraya untuk menggelar tindakan medis bagi pasien obesitas tersebut.

Dari pertemuannya dengan Titi, ia mengatakan pasiennya itu berkepribadian humble dan gampang diajak bicara.

"Ibu Titi sangat berterima kasih sekali kepada kita. Keluarganya juga sangat antusias. Orangnya baik, polos, enak diajak ngobrol, humble gitu. Terus nurut sama dokter," kata dr Gede Eka Rusdi Antara, saat ditemui di RS Bali Royal, Jumat (18/1/2019) sore.

Dia juga mengutarakan sejak Titi melahirkan anak pertamanya, nutrisinya terus berlebih dan yang kedua, dia mengalami diabetes.

"Dengarnya juga Titi sudah tengkurap selama bertahun-tahun di rumahnya. Tapi informasi lengkapnya saya enggak tahu pasti. Sejak tahun lalu berat badannya sudah mencapai 168 kg dan sampai sekarang meningkat terus sampai 220 kg," jelasnya.

Ia menjelaskan, akibat obesitas banyak dampak yang bisa dialami penderitanya, seperti dampak sosial, ekonomi, kesehatan.

"Dampak sosial itu selama tanda kutip 'pembulian', kemudian dampak ekonomi seperti cost. Cost nasional misalnya di AS itu sudah merugikan sebanyak ratusan juta dollar,"

"Ketiga dampak aktivitas, kalau obesitas dampak aktivitas seseorang akan sulit. Terutama dampak kesehatan itu sangat banyak. Yang pertama risiko hipertensi, atau risiko gangguan jantung. Ketika ada gangguan jantung akan menggangu pembuluh darah," ujarnya.

Selain itu dia menjelaskan, obesitas mengganggu tulang lutut.

"Karena dia sebagai penyangga, akan menahan berat yang luar biasa. Akibatnya terjadi nyeri sendi. Kemudian kalau pasien kurang bergerak, pula bisa membuat adanya alergi pada kulit," jelasnya, lagi.

Lebih jauh, obesitas mengganggu fertilitas atau tingkat kesuburan.

Seperti gangguan seksual, atau libido akan menurun.

"Jadi banyak sekali penyakit-penyakit yang bisa timbul. Dan secara umum risiko kesehatan terhadap obesitas itu sangat tinggi di luar yang sudah saya sebutkan," lanjutnya.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved