Hari Raya Imlek

Sejarah Pembangunan Vihara Satya Dharma, Berawal dari Nelayan yang Merantau ke Bali

Meski mayoritas masyarakat Bali beragama Hindu, toleransi antar umat beragama di provinsi berjuluk Pulau Seribu Pura

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Vihara Satya Dharma. 

Mereka terlihat khusyuk dan khidmat memanjatkan doa.

Baca: Kini Buron, Mandala Shoji Berpotensi Dicoret dari Daftar Caleg

Baca: DPP Peradah Bali: Porsi Pembangunan SDM Pemuda Bali di Desa Masih Minim

“Di sini tudak ada waktu yang pasti ya, tetapi masing-masing umat menyesuaikan sendiri datang sembahyang. Dari dini hari hingga sekarang (kemarin) terus berdatangan, mungkin sudah capai ribuan umat,” ungkap Darfin.

Umat dari berbagai wilayah khususnya Denpasar, Benoa, Kintamani, Singaraja dan lainnya berdatangan.

Wisatawan yang tengah berlibur ke Pulau Dewata juga mampir untuk melakukan sembahyang.

Untuk memeriahkan Perayaan Cap Go Meh, pihak Vihara Satya Dharma memberikan doorprize sepeda motor sebanyak 12 unit, dengan cara pembelian kupon seharga Rp 20 ribu per kupon.

Doorprize akan diundi pada perayaan Cap Go Meh.

Sementara untuk dana yang terkumpul dari nomor kupon undian akan digunakan untuk keperluan sosial.

“(Doorprize) terbuka untuk umum, dana yang terkumpul akan digunakan untuk kegiatan sosial, akan kami sumbangkan,” imbuh Darfin.

Kegiatan doorprize sepeda motor memang rutin diadakan setiap tahun di Vihara Satya Dharma untuk memeriahkan penutup perayaan Imlek yakni pada Cap Go Meh.

“Saya mewakili pengurus yayasan mendoakan kesehatan bagi seluruh umat, kemakmuran bagi seluruh umat dan kesejahteraan bagi seluruh umat. Itu yang paling penting,” tambahnya.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved