Kontribusi Pertanian pada Ekonomi Terus Menurun, Mahasiswa STIS PKL Analisis Data Pangan di Bali
Cok Ace mengatakan, pesatnya perkembangan pariwisata terus menekan sektor pertumbuhan pertanian Bali
Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Irma Budiarti
Bahkan, setiap minggu sudah diadakan pertemuan dengan beberapa kelompok tani.
Kenyataannya mereka di lapangan masih menemui kendala-kendala, namun dikatakannya Pemerintah akan terus mendorong agar petani bisa memenuhi permintaan dari sektor pariwisata.
Karena ketika petani-petani melakukan MoU dengan pihak hotel atau restoran, berarti mereka harus sanggup memenuhi kebutuhan itu.
Baca: Datangi Bawaslu Bali, Tim Prabowo-Sandi Konsultasi Untuk Laporkan Koster Terkait Dugaan Kampanye
Baca: Sempat Jadi Topik Bahasan pada Debat Capres, Berikut 4 Unicorn di Indonesia yang Perlu Diketahui
“Dua hari lalu, saya bertemu dengan kelompok tani di Bangli dan mereka mengakui serba kesulitan untuk mengumpulkan teman-temannya (sesama petani), sehingga kebutuhan daripada hotel dan restoran belum bisa terpenuhi,” terangnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI, Suhariyanto mengatakan ketahanan pangan memang sangat diperlukan.
Ia berharap dengan adanya PKL mahasiswa Politeknik STIS di Bali, bisa memberi masukan untuk pembangunan pertanian Bali ke depan.
“Mahasiswa ini tidak hanya ahli dalam bidang statistik tapi juga ada jurusan teknologi informasi. Mereka telah membuat sebuah pengembangan baru yaitu machine learning. Semua kuisioner sekarang menjadi paperless dan digital, sehingga ke depan menjadi lebih efisien,” papar Suhariyanto.
Adapun alasan pihak kampus memilih Bali, karena pertama Bali merupakan lumbung padi di luar Pulau Jawa.
Baca: Kamu Mudah Lelah atau Napas Tersengal-sengal? Waspada Tanda Tubuhmu Tidak Sehat
Baca: 4 Bahan Pokok Ini Mengalami Kenaikan Harga, Cabai Naik hingga Rp 1.500
Kedua, karena ketertarikan pada bentuk sawah di Bali yaitu dengan terasering dan petak-petak kecil, menjadi sebuah pemandangan yang unik.
“Kami Ingin mengetahui apakah bentuk terasering ini bisa diterapkan di tempat lain yang hamparannya lebih luas,” imbuhnya.
Dan Ketiga, ingin meneliti lebih jauh tentang karakteristik petani Bali.
“Telah disampaikan oleh Pak Wagub, pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali sudah baik. Apakah itu ada pengaruh terhadap sektor pertanian. Bagaimanapun akan ada keterkaitan antar sektor. Itu yang harus kami data,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Politeknik STIS Erni Tri Astuti mengatakan, PKL mengambil lokus di 5 wilayah Provinsi Bali, yaitu Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, Tabanan dan Klungkung, dimana tempat mereka bertugas ada di 262 desa yang tersebar di 25 kecamatan.
Baca: PLN UID Bali Imbau Masyarakat Hemat Listrik Selama Perbaikan Satu Unit Mesin PLTU Celukan Bawang
Baca: Ombudsman Bali Laporkan Dugaan Aksi Kampanye Koster Di Acara Millenial Road Safety Festival
Pada tahun ajaran 2018/2019, PKL mahasiswa Politeknik STIS ditujukan untuk mendapatkan data pangan, berupa luas lahan dan produktivitas, serta perubahan pola tanam di Provinsi Bali dengan memanfaatkan teknologi terkini.
Sambungnya, data ini bisa digunakan sebagai data untuk perencanaan Pemprov Bali khususnya di bidang pertanian.
PKL ini diikuti oleh 516 orang siswa dan dilaksanakan selama dua minggu hingga tanggal 2 Maret 2019 mendatang.
“Dengan adanya PKL ini, diharapkan data ketersediaan pangan di 5 Kabupaten, yaitu Sarbagita dan Klungkung nanti akan menjadi lebih detail dan akurat,” ujarnya. (*)