Hari Raya Nyepi

Saat Hari Suci Nyepi Nusa Penida 24 Jam Tanpa Listrik, Pemakaian Boleh Hanya untuk Dua Instansi Ini

Kecamatan Nusa Penida, Klungkung dipastikan 24 jam tanpa aliran listrik saat pelaksanaan Hari Raya Nyepi, Kamis (7/3).

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/ Rizal Fanany
Suasana di kawasan lapangan Puputan Badung, Denpasar, Bali, Rabu (9/3/2016). 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA -  Kecamatan Nusa Penida, Klungkung dipastikan 24 jam tanpa aliran listrik saat pelaksanaan Hari Raya Nyepi, Kamis (7/3).

Pembangkit Listik Tenaga Diesel (PLTD) yang menyuplai listrik di Nusa Penida tidak dioperasikan.

Ini sesuai kesepakatan Majelis Alit Desa Pakraman (MADP), PHDI, dan Forum Perbekel di Nusa Penida.

Camat Nusa Penida, I Gusti Agung Putra Mahajaya menjelaskan, Nyepi di Nusa Penida berbeda dengan di Bali daratan.

Di Bali daratan masyarakat masih dapat mengakses layanan listrik. Namun di Nusa Penida listrik seharian dipadamkan.

Hanya fasilitas umum yang dapat menggunakan listrik seperti rumah sakit dan kantor polisi, itupun dengan menggunakan genset

"Sebenarnya ini sudah diterapkan juga tahun sebelumnya. Listrik semua dipadamkan, langsung dari pembangkitnya di PLTD Desa Kutampi. Jangankan data seluler, sinyal ponsel pun otomatis mati juga di Nusa Penida. Karena menara telekomunikasi di Nusa Penida itu juga perlu pasokan listrik," ujar Mahajaya, Minggu (3/3).

Kata dia, tahun 2017, sempat diadakan pembahasan terkait pemadaman listrik di Nusa Penida saat Nyepi.

Hal itu atas masukan dari beberapa pelaku pariwisata dan forum perbekel.

Namun dalam pembahasan yang melibatkan MADP, PHDI, forum perbekel tersebut, tetap diputuskan PLTD dipadamkan saat Nyepi.

Ketua PHDI Kecamatan Nusa Penida, Nyoman Suarta menjelaskan, masyarakat sudah biasa dengan kondisi listrik yang padam di Nusa Penida setiap Nyepi.

Ia tidak perlu melayangkan surat pemberitahuan kepada masyarakat, terkait pemadaman listrik tersebut.

"Pada intinya kesepakatan ini dilakukan agar perayaan Nyepi lebih tenang dan umat lebih hikmat dalam menjalankan Catur Brata Panyepian. Sempat ada keluhan dari masyarakat yang tinggal di dekat PLTD, suara mesin di PLTD itu bising," jelasnya

Pelaku Wisata Mengeluh

Perbekel Desa Lembongan, Ketut Gede Arjaya menjelaskan, pihaknya banyak menerima keluhan dari pelaku pariwisata terkait hal ini.

Bahkan tahun 2017 lalu, ia menyampaikan langsung aspirasi pelaku pariwisata di Nusa Lembongan

"Saya menyampaikan aspirasi itu, karena yang paling merasakan dampaknya adalah Nusa Lembongan dan Jungutbatu. Listrik dipadamkan, bagaimana akomodasi wisata seperti hotel dan restoran menyimpan makanan mereka? Pelayanan ke wisatawan menjadi kurang maksimal," jelas Arjaya.

Selain itu, pemadaman listrik saat nyepi juga berpengaruh kepada pelayanan PDAM. Bahkan banyak permohonan dari masyrakat, agar listrik tetap hidup sehingga tidak ada gangguan.

“PDAM perlu listrik, kalau 24 jam mati, pasokan air tidak saja terkendala saat Nyepi juga setelah Nyepi. Karena butuh waktu untuk menormalkan pasokan,” tandasnya.

Ia menilai, jika bicara kekhusyukan pelaksanaan Brata Panyepian, itu kembali kepada diri sendiri.

"Nyepi menurut saya kembali ke pribadi masing-masing. Kalau melaksankan Amati Geni misalnya, tidak apa-apa listrik hidup, tapi ya jangan digunakan listrik itu. Intinya kami ingin sama seperti di Bali daratan, listrik tetap hidup saat perayaan Nyepi," jelas Arjaya.

Manajer Unit Pelayanan Pelanggan PLN Klungkung, I Gusti Putu Agus Wiadi mengaku belum menerima permohonan untuk memadamkan listrik di Nusa Penida saat perayaan Nyepi kali ini.

"Sampai saat ini permohonan ke kami belum ada terkait hal itu," jawabnya. (*) 

Kami Tidak Dilibatkan

Perbekel Desa Lembongan, I Ketut Gede Arjaya telah berkoordiansi dengan pihak desa pakraman.

Hasilnya, MADP pada tanggal 29 Januari lalu telah mengeluarkan kesepkatan untuk memadamkan listrik dan melarang penggunaan genset termasuk kepada seluruh penyedia akomodasi wisata di Nusa Penida.

"Sudah ada keputusan ternyata. Tapi kami dari forum perbekel tidak dilibatkan, tiba-tiba saja udah ada kesepakatan," jelas Arjaya.

Namun demikian, pihaknya tetap mengikuti kesepakatan itu. Sementara terkait akomodasi wisata, Arjaya menilai pihak hotel sudah menolak pesanan kamar hunian saat Nyepi.

Bahkan sejak bulan Januari, penyedia pariwisata sudah memblok permintaan menginap dari wiatawan saat Nyepi.

"Pihak hotel sudah tidak menerima tamu serangkaian nyepi. Hal ini sudah dijelaskan ke agen-agen wisata,oleh pihak hotel" jelasnya. (*) 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved