Zaman Serba Digital, Ubah Gambar dari Media Manual ke Digital

Dalam workshop ini, peserta diajak untuk mengubah gambarnya di kertas ke dalam bentuk digital

Penulis: Karsiani Putri | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Karsiani Putri
Sanggar Menggambar Colony mengadakan workshop dengan tema ‘Menggambar dari Manual ke Digital’, mengundang Rakajana, Ilustrator dan Graphic Desainer terkenal di Bali sebagai pembicara, Minggu (31//3/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Karsiani Putri

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pulau Dewata Bali telah dikenal sebagai salah satu pulau yang memiliki banyak seniman khususnya dalam seni menggambar hingga melukis.

Mulai dari hanya menggunakan pensil, water colour dan berbagai pewarna lainnya yang dapat memperindah hasil karya seniman.

Namun seiringnya perkembangan zaman, kebutuhan industri pun mulai berubah dan mengarah ke serba digital.

Tapi, tahukah Yuppies bagaimana cara mengubah gambar yang ada di atas kertas ke dalam bentuk digital?

Pada Minggu (31/3/2019), Sanggar Menggambar Colony mengadakan workshop dengan tema ‘Menggambar dari Manual ke Digital’ dengan mengundang Rakajana, Ilustrator dan Graphic Desainer terkenal di Bali.

Dalam workshop ini, peserta diajak untuk mengubah gambarnya di atas kertas ke dalam bentuk digital.

 “Banyak orang yang sudah tahu gambar digital itu seperti apa, namun untuk mengolahnya ke digital itu banyak yang belum tahu dan itu tujuan utamanya kegiatan ini," tuturnya.

Baca: Ini Momen Paling Mendalam dan Mengharukan Uut Permatasari Sebelum Ayahnya Berpulang

Baca: Sarah Amalia Bongkar Fakta Ini Saat Luna Maya Digosipkan Jadi Pelakor di Rumah Tangga Ariel Noah

Melalui workshop tersebut, Rakajana mengajak peserta untuk menggambar secara manual di atas kertas, lalu gambaran tersebut di-scan ke dalam laptop serta gadget peserta.

Ada yang menggunakan handphone, tab dan laptop.

Rata-rata peserta yang hadir memang memiliki basic dan hobi menggambar.

Hal ini terlihat dari gambar yang dibuat, sangat kreatif dan indah untuk dipandang.

Peserta yang hadir pun tampak antusias mengikuti workshop ini.

Ada yang sibuk mengerjakan sendiri setelah diberikan penjelasan oleh Rakajana, ada juga yang tampak asyik bertukar pendapat dengan rekan di sebelahnya.

Tidak hanya diikuti oleh orang dewasa, workshop ini juga diikuti peserta yang masih duduk dibangku sekolah dasar.

Baca: Dua Minggu Jelang Pencoblosan, Gede Ariadi Pilih Mundur sebagai Caleg DPRD Buleleng

Baca: Ramalan Zodiak Mingguan, 31 Maret Sampai 6 April 2019, Tak Ada Yang Spesial

Salah satunya peserta bernama Dayu Indira yang masih duduk dibangku kelas 5 SD ini.

Diungkapkan, ini merupakan kali pertamanya mengikuti workshop dengan tema ini, namun kegiatan menggambar dan mewarnai telah sering ia ikuti.

“Lebih seru dengan cara kayak gini, tapi tetap agak susah dan perlu banyak belajar lagi,” ucap siswi SD Dyatmika ini.

Setelah mencoba dan sering bertanya kepada narasumber dan pendamping dari Sanggar Menggambar Colony, ia terlihat semakin lihai dalam memberikan warna pada gambar Putri Duyung.

Sama halnya dengan Dayu, peserta lainn juga sangat antusias bertanya kepada Rakajana ketika kesulitan menentukan tools yang hendak digunakan.

Sementara itu, peserta lain, Eka Julyana yang bekerja sebagai Desain Grafis, mengapresiasi kegiatan ini.

Menurutnya, kegiatan ini sangat bagus, selain itu bisa menambah pengalaman dengan bertemu orang-orang kreatif di Bali.

Baca: Guru Besar Unud Prof Tuti Parwati: di Dunia Baru 2 Orang yang Sembuh dari HIV

Baca: Hari Ini Pendaftaran UTBK Ditutup

“Semoga acara seperti ini lebih sering lagi diadakan karena saat ini kebutuhan industri memang semua serba digital dan kita yang hobi menggambar harus bisa belajar menggunakan media digital ini,” ujarnya.

Senada dengan Eka, Gusti Rama Dian, pekerja swasta, yang mengikuti workshop ini juga mengapresiasi.

“Workshop-nya sangat menarik. Seperti saya yang orang awam ini, mungkin tahunya untuk belajar mengenai grafis seperti ini, harus sekolah ya, tapi ternyata melalui pelatihan-pelatihan ini dapat memotivasi kita untuk belajar dan belajar terus,” tuturnya antusias.

Giz Mahendrawati, peserta yang berprofesi sebagai Desainer Manager Perhiasan, juga memuji kegiatan ini bermanfaat bagi siapa saja yang ingin belajar bidang ini.

Dan hobi menggambar lah yang membawa Giz mengikuti workshop ini.

Pantauan Tribun Bali, Giz termasuk salah satu peserta workshop yang paling rajin bertanya pada pemateri.

Mulai dari bertukar pendapat hingga saling memberikan contoh, Giz pun tampak antusias mengikuti kegiatan ini.

Baca: Suka Duka Rara Jadi Pawang Hujan, Nangis Buat Hujan Semakin Menjadi, Pernah ‘Diserang’ Pawang Lain

Baca: Begini Pesan Paus Fransiskus kepada Umat Beragama di Maroko

Bagi Giz, mengikuti workshop ini dapat membangunkan kembali semangatnya menekuni dunia desain grafis, jurusan yang ia ambil sewaktu kuliah dulu.

“Kegiatan seperti ini bagus banget, apalagi untuk mengisi waktu luang ketika weekend, terutama untuk anak-anak karena sekarang ini semua sudah serba digital,” ucapnya ketika ditemui di sela-sela workshop.

Pengakuannya, kegiatan ini membantunya meng-upgrade ilmu mengenai menggambar dan melukis pada media digital.

Pada akhir kegiatan, peserta menunjukkan hasil karyanya kepada Rakajana yang disambut dengan pujian.

Tidak lupa, ia mengingatkan para peserta agar giat berlatih dan berlatih lagi, sehingga kelihaian dalam menggunakan tools semakin baik lagi.

Rakajana berharap bisa melihat seniman Bali, khususnya seniman muda yang keluar dari zona nyamannya, atau berani mencoba menggunakan media baru yaitu digital.

“Karena ketika berkarya kita harus melihat saat ini industrinya seperti apa, dan sekarang kebanyakan medianya serba digital. Semoga seniman Bali yang sudah memiliki basic mau mempelajari tehnik digital,” ucapnya.(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved