Tak Banyak yang Tau, Putra Bali: Manusia Jangan Dekati Ular pada Masa ini, Jangan Dianggap Enteng
Tak Banyak yang Tau, Putra Bali: Manusia Jangan Dekati Ular pada Masa ini, Jangan Dianggap Enteng
Penulis: Putu Supartika | Editor: Aloisius H Manggol
“Ini ularnya sedang birahi, yang lebih kecil jantan dan yang ukurannya besar ini betina,” katanya sembari menarik keluar seekor ular.
Ngeri memang jika membayangkan ular sebesar itu berkeliaran di alam bebes.
Namun dikarenakan sudah jinak dan sudah dipelihara sejak kecil sehingga jadi terbiasa dengan kehadiran manusia.
Widhiartana mengungkapkan, jika di alam liar, untuk menangkap ular tersebut butuh empat sampai lima orang.
“Kalau sendiri kewalahan. Apalagi piton terkenal dengan belitannya yang kuat dan bisa meremukkan tulang, apalagi sebesar ini,” ujarnya.
Kesukaannya pada ular dikarenakan sang ayah juga menyukai ular.
Saat dirinya kecil, sering melihat sang ayah menangkap ular dari alam liar dan dipelihara.
Tak hanya sang ayah, ibunya sendiri juga suka bermain dengan ular, sehingga otomatis dukungan dari keluarganya pun sangat bagus untuk meneruskan kegemarannya ini.
“Bapak memang seneng melihara, tapi ular-ular liar yang ditangkap. Sekarang lebih memperdalam lagi sampai sekarang masih lebih ke ternaknya dan juga untuk edukasi.
Ini juga karena faktor keluarga ikut mendulung sehingga tidak ada kendala,” katanya.
Melihat kegemaran sang ayah menangkap ular, ia pun belajar menangkap ular kecil, memeliharanya dan jadi jinak.
Dan sejak tujuh tahun belakangan, ia bergelut lebih serius untuk memelihara ular ini.
Usia ular yang dipeliharanya kini berpariasi, mulai dari usia 8 tahun, 6 tahun, 5 tahun, hingga yang termuda berusia setahun.
Bahkan ada cerita menarik dari ular miliknya ini.
Ketika salah satu ularnya ditimbang, beratnya capai 99 kg.