Tak Banyak yang Tau, Putra Bali: Manusia Jangan Dekati Ular pada Masa ini, Jangan Dianggap Enteng

Tak Banyak yang Tau, Putra Bali: Manusia Jangan Dekati Ular pada Masa ini, Jangan Dianggap Enteng

Penulis: Putu Supartika | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN BALI/ I PUTU SUPARTIKA
Tak Banyak yang Tau, Putra Bali: Manusia Jangan Dekati Ular pada Masa ini, Jangan Dianggap Enteng 

Dan hal itu membuat timbangan tersebut jebol.

Tak mudah untuk memelihara ular ini walaupun sudah jinak.

Selain mengeluarkan uang untuk membeli makanan juga harus sering memandikannya.

“Seminggu sekali saya mandikan ular ini, dikasi shampo. Jika tidak bau karena kencingnya baunya lumayan keras,” katanya.

Pemeliharaan ular ini susah-suah gampang, namun dikarenakan hobi, dirinya merasa tidak terbebani.

“Karena hobi dibawa happy saja, makan sebulan dan paling cepat dua minggu sekali. Kalau kesehariannya paling cuma dikasi air baskom di kandang. Ular bisa tahan lama tanpa makan karena bisa menyimpan makanan,” katanya.

Sekali makan, satu ekor ular memerlukan 12 kg daging ayam atau 7 ekor ayam broiler.

Kadang untuk menghemat biaya ia membeli ayam yang baru mati dan masih hangat.

Selain itu pernah juga memberi seekor anak sapi yang mati pada ular peliharaanya ini.

“Akhir-akhir ini ular ini sudah saya dietkan. Dulu obesitas, besar sekali. Bahkan besarnya hampir sama dengan batang pohon kelapa,” katanya.

Sula duka saat memelihara ular ini pasti selalu ada, dikarenakan amsyarakat ada yang pro dan kontra.

Bahkan tak jarang ada yang mengatakan dirinya ‘gila’ karena memiliki hobi aneh dan ekstreme.

Sementara banyak juga yang mendukung untuk eduasi. 

Beberapa sekolah maupun instansi pernah mengundangnya untuk memberikan edukasi terkait ular yang selama ini dicap bahwa semua ular berbisa dan berbahaya.

“Banyak juga sekolah yang ngundang untuk memberikan edukasi. Di acara pramuka juga diundang untuk beri pemahaman tentang mana ular yang bisa dipelihara dan mana yang tidak. Juga seputar mitos ular yang katanya takut pada garam,” kata lelaki yang bekerja di sektor pariwisata ini.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved