Serba Serbi
13 Upacara yang Mesti Dilaksanakan Orang Bali, Dari Dalam Kandungan hingga Meninggal
Kehidupan masyarakat di Bali khususnya yang beragama Hindu tidak lepas dari yang namanya upacara yadnya.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ady Sucipto
"Nasi itu lantas dihanyutkan di sungai atau kali untuk meminta restu kepada Bhatara Wisnu agar saat melahirkan selamat rahayu," kata Ida.
Kemudian dilanjutkan dengan penglukatan yang dilakukan oleh sulinggih.
Penglukatan ini menggunakan air suci yang berisi bunga 11 macam dengan tujuan agar si ibu beserta cabang bayinya bersih secara jasmani maupun rohani.
"Sehabis penglukatan barulah dilanjutkan dengan metataban (natab) banten megedong-gedongan," lanjut Ida.
Saat upacara inti, menggunakan ikan, dan rumah gedong-gedongan yang terbuat dari janur yang dialasi nempeh.
Sang ibu menjunjung (nyuun) banten gedong-gedongan sambil membawa ikan dibungkus plastik beralaskan daun di tangan kirinya.
Sementara sang suami mengikuti di belakangnya membawa penyukjukan (terbuat dari bambu yang diisi bakang-bakang).
Mereka mengelilingi banten sebanyak tiga kali.
Saat putaran yang ketiga, si suami menusuk 3 kali plastik tersebut hingga ikan tersebut keluar.
Banten pagedong-gedongan ini merupakan simbolik dari perut ibu, yang menggambarkan si bayi beserta saudara-saudaranya (Sang Catur Sanak).
"Ini sebagai simbol supaya kandungan si ibu menjadi selamat, bayi dalam kandungan selamat sampai pada saat kelahirannya nanti," kata Ida. (*)
2. Kelahiran bayi
Saat bayi lahir ke dunia juga dilaksanakan upacara yang juga sebagai ungkapan rasa syukur.
Si bayi dibuatkan banten yang disebut banten dapetan.
Selain itu, dilaksanakan pula prosesi penanaman ari-ari sang bayi.
