Ditanya Hakim, Komedian Puja Astawa Deg-degan Jalani Sidang di Denpasar, Begini Ungkapnya
Di persidangan, majelis hakim sempat bertanya-tanya, siapa gerangan saksi Puja Astawa ini sehingga banyak awak media serius meliput.
Penulis: Putu Candra | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR -- Di persidangan, majelis hakim sempat bertanya-tanya, siapa gerangan saksi Puja Astawa ini sehingga banyak awak media serius meliput.
Komedian Bali, Kadek Puja Astawa tidak menyangka dirinya hadir di meja persidangan.
Ini pengalaman pertamanya berhadapan dengan majelis hakim dan Jaksa Penuntut Umum (JPU) di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, Senin (26/8).
Pemilik akun instragram @haipuja ini didudukkan sebagai saksi korban, lantaran counter Bahana Cell miliknya di Jalan By Pas Ngurah Rai, Nusa Dua, Benoa, Badung dibobol terdakwa I Wayan Susila Adnyana (29).
Puja kehilangan beberapa handphone (hp) dan barang lainnya hingga mengalami kerugian sekitar Rp 4,6 juta.
"Saya deg-degan, takut. Ini pertama kali saya ke pengadilan. Semoga tidak pernah lagi," ujarnya di hadapan majelis hakim pimpinan Kony Hartanto.
Di persidangan, majelis hakim sempat bertanya-tanya, siapa gerangan saksi Puja Astawa ini sehingga banyak awak media serius meliput.
"Kok rekan-rekan media banyak yang meliput. Padahal ini kasus pencurian. Saudara ini siapa?" tanya Hakim Kony Hartanto.
"Saya jual diri," kelakar Puja Astawa. "Jual diri maksudnya," tanya kembali Hakim Kony Hartanto. "Maksudnya, saya mengintertain masyarakat. Saya komedian," jawab Puja Astawa tersenyum.
Sontak jawaban Puja Astawa membuat majelis hakim dan para jaksa yang menunggu giliran sidang tertawa.
"Oh saudara ini selebgram.
"Coba nanti saya tanya anak saya di rumah. Anak saya biasanya tahu," timpal Hakim Anggota Heriyanti.
"Iya saya komedian," jawab Puja Astawa lagi.
Dalam kesaksiannya, pria kelahiran 17 September 1974 ini mengetahui toko handphonenya dibobol berdasarkan informasi dari tetangga.
Setelah mendapat laporan itu, ia pun menuju toko dan mendapati ada kerusakan dan sejumlah barang dagangannya hilang.