Sponsored Content
Kisah RR Istiati Wulandari Menurunkan Hujan, Harus Minum Banyak Air dan Diam dalam Kamar
Rara Istiasti Wulandari terkenal sebagai peramal atau pembaca tarot dan pawang hujan.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Akhirnya saat sore harinya ia pun melakukan meditasi untuk menurunkan hujan dengan harapan situasi menjadi adem.
Ia melakukan meditasi selama satu jam dan dilanjutkan pada malam harinya pukul 20.00 Wita juga melakukan meditasi.
• Dinkes Kota Denpasar Tutup Praktik Tukang Gigi Ilegal Keliling Ini di Pasar Kreneng, Begini Sebabnya
• Ketua KONI Gianyar Sebut Sulit Salip Buleleng di Peringkat 3
"Jadi ini dibalik ya, kalau mau jadi pawang hujan ke luar ruangan untuk mengamati awan, kalau nurunin hujan harus diam di dalam kamar, dan pakai dupa satu. Kalau pawang hujan gunakan banyak dupa untuk meningkatkan energi api," katanya.
Ia menambahkan, "Nurunin ujan saya kan harus ada suasana emosional banget, saya mohon pada Tuhan dan saya ingatnya Dewi Kwan In, Ratu Niang, dan Kanjeng Ibu Ratu Sekaring Jagat."
Selain itu, saat nurunin hujan juga harus banyak minum sambil membayangkan awan yang semakin lembab.
30 menit kemudian setelah melakukan meditasi, hujan pun turun.
"Juga ada permintaan saat itu agar hujan bisa sampai malam, dan saya berdoa lagi semoga ujannya sampai malam, minum air banyak, dan ternyata sampai besoknya tanggal 1 September hujannya masih awet," katanya.
Karena hujan tersebut, maka situasi di daerah sana pun mereda banyak orang yang sudah beberapa hari terjaga waspada akhirnya bisa istirahat dengan nyaman.
Keesokan harinya, tanggal 1 September 2019 hari Minggu banyak orang Papua yang bisa beribadah dengan tenang.
Saat menurunkan hujan di Papua, Rara sempat diberikan nasihat agar saat menurunkan hujan itu tidak boleh berlebih oleh Putu Arga Sujarwadi Kepala SAR Jayapura, yang kebetulan orang asli Buleleng, mengingat di Papua bulan Maret lalu ada kejadian banjir bandang yang mengakibatkan banyak korban jiwa meninggal dunia.
Sebagai seorang spiritualis yang mendapatkan anugerah indigo, atau di Bali disebut dengan istilah melik, Rara menyadari dengan melakukan ritual doa dan meditasi khusus kepada Tuhan untuk pawang hujan atau menggeser awan untuk membantu situasi bencana dan kerusuhan merupakan bentuk menabung karma baik.
Meskipun saat itu, Rara sempat diberikan nasihat agar saat menurunkan hujan tidak boleh berlebih oleh Kepala SAR Jayapura, Putu Arga Sujarwadi .
Hal itu mengingat bulan Maret lalu di Papua ada banjir bandang yang mengakibatkan banyak korban jiwa meninggal dunia.
Selain itu, ia juga sempat menurunkan hujan ketika di Jakarta ada kejadian kerusuhan di wilayah Thamrin dan Petamburan pada bulan Mei 2019.
(*)