10 Pria Tak Dikenal Datang dan Rusak Rumah Gede Widiantara Sampai Bawa 1 Unit Alat Berat Ini

Rumah milik Gede Widiantara (43), yang terletak di jalan A Yani, Banjar Dinas Galiran, Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng, di rusak oleh 10 orang pr

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Rumah milik Gede Widiantara yang terletak di jalan A Yani, Banjar Dinas Galiran, Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng, pasca di rusak oleh 10 orang pria tak dikenal pada Jumat (4/10/2019) 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Rumah milik Gede Widiantara (43), yang terletak di jalan A Yani, Banjar Dinas Galiran, Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng, di rusak oleh 10 orang pria tak dikenal pada Jumat (4/10) pagi.

Bagian pintu dan kaca jendelanya rusak akibat dilempar dengan menggunakan tempat duduk yang terbuat dari bahan beton.

Bahkan, kumpulan pria itu datang dengan membawa satu unit alat berat, yang kemudian diparkir tepat di halaman rumah korban.

Usut punya usut, 10 pria itu dikirim oleh NG seorang warga asal Desa Baktiseraga, untuk melakukan pengosongan.

BREAKING NEWS! Terjadi Perampokan di Jalan Drupadi Denpasar, Bayu: Korban Terlempar dari Lantai 2

Sebab, NG mengaku telah membeli rumah seluas 5.7 are itu kepada salah satu Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang ada di wilayah Denpasar.

Namun korban Widiantara merasa jika rumahnya tidak pernah dijual.

Ia pun melaporkan aksi perusakan ini ke Polsek Kota Singaraja.

Ditemui seusai membuat laporan, Widiantara menyebutkan, saat kejadian ia sedang berada di dalam rumah.

Tiba-tiba saja 10 orang pria datang dengan membawa satu unit alat berat, dan langsung melakukan perusakan.

Ia pun tidak menampik, sertifikat rumahnya memang telah ia gadai di salah satu BPR kawasan Denpasar pada 2014 lalu, dengan nilai Rp 1.5 Miliar.

Pihak BPR pun memberikan batas waktu pelunasan hingga 2023 mendatang.

BREAKING NEWS! Nyoman Mesa Ditemukan Tewas di Serangan & Sempat Mengeluh Begini ke Kakaknya

Pihak bank, sebut Widiantara, sempat mengirimkan beberapa kali surat peringatan, lantaran dirinya yang tidak rutin membayar cicilan utang.

Atas surat peringatan itu, pada awal September lalu, Widiantara pun mendatangi bank tersebut, dengan tujuan ingin melunasi seluruh utang-utangnya.

Namun Widiantara mengklaim jika pihak bank selalu berkelit.

"Saya sudah tiga kali mendatangi bank itu, tapi mereka selalu berkelit. Katanya harus nunggu manager lah, harus ini dan harus itu. Padahal tujuan saya kan mau melunasi," terangnya.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved