WIKI BALI

TRIBUN WIKI - Samar Gantang Dikenal sebagai 'Penyair Leak', Ini Profilnya

Samar Gantang merupakan penyair yang dikenal sebagai penyair leak. Hal ini disebabkan karena puisi-puisinya yang sebagian besar mengangkat tentang lea

Tribun Bali/ Ida Ayu Made Sadnyari
Penyair Bawa Samar Gantang mendeklamasikan sebuah puisi di kediamannya, Tabanan, Jumat (30/5). 

Berbagai juara telah ia raih, seperti Juara I Menulis Puisi Se-Bali Tahun 1979, Juara Perlombaan Menulis Puisi Nasional di Yogyakarta Tahun 1982, Delapan Besar Pagelaran Sastra di Taman Ismail Marzuki Tahun 1989, Juara I Menulis Puisi Pariwisata yang diadakan Yayasan Komindo Jakarta tahun 1991.

Nongkrong di Area Gelap & Diduga Berbuat Mesum, Janda 27 Tahun & Duda Ini Terjaring Razia Satpol PP

#WandaHamidahPeramalUlung Jadi Trending Topic Twitter, Ternyata Ini Yang Terjadi Pada Postingannya

Di bidang sastra Bali mendapatkan tanda kehormatan Satya Lencana Karya Satya, Juara I Menulis Puisi; ésai; tembang macepat; se-Bali tahun 2000 dan 2001.

Ia memperoleh penghargaan “CAKEPAN” tahun 2001 dari Majalah Sarad dan mengeluarkan buku kumpulan puisi yang berjudul “Aab Jagat”, serta penghargaan Sastra Rancagé 2003.

Buku yang sudah diterbitkan yakni Hujan Tengah Malam (1974), Kisah Sebuah Kota Pelangi (1976), Kabut Abadi (1979) bersama Diah Hadaning, Antologi Puisi Pendapa Taman Siswa Sebuah Episode (1982), Antologi Puisi Asean (1983), Antologi Puisi LIA (1979), Kalender Puisi (1981), Antologi Festival Puisi XI PPIA (1990), Spektrum (1988), Taksu (1991).

Juga Antologi Potret Pariwisata dalam Puisi (1991), Antologi Puisi Kebangkitan Nusantara I (1994), Antologi Puisi Kebangkitan Nusantara II (1995), Antologi Puisi Kidung Kawijayan (1995), Antologi Puisi Kebangkitan Nusantara III (1996), Antologi Puisi Pos Nusantara Lokantara (1999), Aab Jagat (2001), Perani Kanti (2002), Onyah (2002), Somya (2002), Sagung Wah (2002).

PT SGB Dinilai Bermasalah, OJK Dorong Nasabah Lapor ke BAPPEBTI

Satgas Saber Pungli Bali Terima 70 Aduan, Penyelenggaraan PPDB Terbanyak Diadukan

Macan Radén (2002), Berkah Gusti (2002), Sang Bayu Telah Mengiringi Kepergiannya (2002), Puisi Modré Samar Gantang (2002), Antologi Puisi HP3N Nuansa Tatwarna Batin (2002), Bali Sané Bali (Pupulan Durmanggala, 2004), Awengi ring Hotél Séntral (2004), Pakrabatan Puisi Tegal DIHA Tebawutu (2004).

Kesaksian Tiga Kutub (puisi lan cerpén, 2004), Léak Raré (2004), Léak di Bukit Pecatu (2005), Léak Satak Dukuh (2006), Ketika Tuhan Menyapaku (2006), Dipuncakmu Aku Bertemu (2008), dan Jangkrik Maénci (2009).

Saat membaca puisi tentang leak, ia benar-benar menyihir penonton karena intonasi dan caranya membaca puisi. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved