Selama 2019 Tercatat 25 Kasus Gigitan Positif Rabies di Klungkung, Tertinggi Kecamatan Dawan
Bidang Keswan di Dinas Pertanian Klungkung, terus berupaya menekan angka kasus gigitan positif rabies
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Irma Budiarti
Hal ini karena sebagian anjing liar di Kecamatan Dawan, populasinya di wilayah perbukitan.
Petugas Keswan, bahkan harus menelusuri perbukitan untuk melakukan vaksinasi maupun eliminasi selektif terhadap anjing liar tersebut.
"Di sekitar TPA Sente, juga banyak populasi anjing liar. Petugas kami sampai ke bukit-bukit untuk melakukan vaksinasi. Belum lagi anjing yang sengaja dilepasliarkan oleh pemiliknya. Selama warga belum mampu memelihara anjingnya dengan baik, saya rasa masih sulit untuk mengendalikan populasi anjing liar di Klungkung," ungkap Juanida.
Sementara Kecamatan Nusa Penida, menjadi satu-satunya wilayah di Klungkung yang nihil angka kasus positif rabies.
Sudah selama 3 tahun berturut-turut, tidak ada laporan gigitan HPR positif rabies di Nusa Penida.
"Secara geografis, Nusa Penida terpisah dengan Pulau Bali daratan. Sehingga perkembangan virus rabies juga relatif lambat ke Nusa Penida," ungkap Kadis Pertanian Klungkung, Ida Bagus Juanida.
Pihaknya pun mengimbau, agar masyarakat sebaiknya tidak membawa anjing dari wilayah lain ke Nusa Penida.
Karena tidak menutup kemungkinan, akan terjadi penyebaran rabies.
"Sebisa mungkin, agar tidak ada anjing luar masuk ke Nusa Penida. Untuk mencegah berkembangnya rabies di Nusa Penida, apalagi Nusa Penida aktivitas pariwisatanya sedang tinggi," jelas Juanida.
(*)