Ide Kreatif Warga Banjar Adat Penarungan, Olah Biji Bunga Matahari Jadi Minyak

Pria yang juga merupakan dosen pertanian di Universitas Udayana Denpasar ini mengolah minyak dari biji bunga matahari yang memiliki nilai jual tinggi.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Ide kreatif muncul dari salah satu warga di Banjar Adat Penarungan, Kelurahan Penarukan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Pria yang juga merupakan dosen pertanian di Universitas Udayana Denpasar ini mengolah minyak dari biji bunga matahari yang memiliki nilai jual tinggi. 

Endapan minyak biji bunga matahari ini sebut Putra dapat mengurangi rambut rontok, menghilangkan ketombe, serta menghaluskan rambut.

Sementara minyak biji bunga matahari kata Putra merupakan anti Ultra Violet karena banyak mengandung vitamin E dan Omega tiga, dapat dioleskan di wajah untuk menghilangkan komedo dan menghilangkan jerawat, serta dapat diminum untuk kesehatan.

Mengingat minat minyak biji bunga matahari ini cukup banyak, Putra mengaku akan segera mengurus PIRT dan Dinkes sehingga produknya bisa dipajang di apotek.

"Sebelum dijual, saya sudah melakukan uji coba dengan keluarga. Dn ternyata tidak ada efek samping karena ini 100 persen murni minyak biji bunga matahari tanpa campuran bahan-bahan kimia," terangnya.

Penghilang Depresi
Ampas yang dihasilkan dari olahan minyak biji bunga matahari nyatanya tidak dibuang begitu saja oleh Putra.

Ampasnya bahkan ia jual karena mengandung susu nabati. Penemuan susu bunga matahari ini diakui Putra dilakukan secara tidak sengaja.

Kala itu, Putra awalnya berniat untuk menjadikan ampas tersebut menjadi pupuk kompos. Namun saat ampas disiram, nyatanya mengeluarkan cairan berwarna putih seperti susu.

Atas temuannya ini, Putra pun mencoba untuk menyeduh ampas itu dengan air panas, kemudian disaring dan airnya diminum.

"Rasanya seperti air tajin. Saya coba cari informasi terkait khasiatnya, ternyata bisa menghilangkan depresi, tidur jadi nyenyak, dan melancarkan metabolisme," katanya.

Melihat ampas bunga matahari ini juga kaya manfaat, Putra pun menjualnya seharga Rp 10 ribu per bungkus.

Namun ia mengakui, selama ini usahanya tersebut belum mengantongi izin dari BPOM dan PIRT sehingga penjualannya hanya sebatas mulut ke mulut.

"Izinnya sementara diurus. Kalau sudah keluar, produk saya ini setidaknya bisa dijual di apotek-apotek," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved