Warga Lompati Jembatan Kembar

Dihuni Banyak Wong Samar Berbagai Wujud, Jembatan Kembar Tabanan Dikenal Angker

Beberapa kali tejadi percobaan bunuh diri di jembatan kembar Tabanan, kawasan ini memang terkenal angker karena dihuni banyak wong samar

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
JEMBATAN KEMBAR - Suasana di Jembatan Kembar Yeh Panahan perbatasan Banjar Gerokgak Gede, Desa Delod Peken Tabanan dengan Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Jumat (29/11/2019). Dihuni Banyak Wong Samar Berbagai Wujud, Jembatan Kembar Tabanan Dikenal Angker 

Ia menjelaskan, percobaan bunuh diri saat itu dilakukan warga Kabupaten Badung, dan satu orang lagi dari Kecamatan Kerambitan, Tabanan.

Hanya Jro Mangku sudah lupa identitas kedua orang tersebut.

Sehari sebelum peristiwa percobaan bunuh diri itu, Jro Mangku mendapat pawisik atau petunjuk secara niskala lewat mimpi bahwa akan ada yang melakukan hal negatif di kawasan tersebut.

Benar saja, ketika Jro Mangku ngayah di Pura, ada seseorang berencana melakukan bunuh diri dengan cara melompat dari jembatan.

"Nah ketika lihat itu, langsung saya cegah dan saya tenangkan. Setelah saya berikan pemahaman dan saya perciki tirta (air suci) dari pura sehingga ia sadar kembali dan mengurungkan niat untuk bunuh diri," tutur Jro Mangku yang sudah ngayah puluhan tahun di Pura Anyar ini.

Sarapan Es Krim Bikin Semangat, 12 Cara Menghilangkan Ngantuk Saat Aktivitas Pagi Hari

Kandidat Kuat Pelatih Baru Arsenal, Ada Mantan Pelatih Juventus hingga Tottenham

Selain dua warga berniat bunuh diri, ada mobil yang mogok ketika akan melewati jembatan tersebut. 

Mobil itu datang dari arah Denpasar menuju Gilimanuk.

Mobil harus didorong hingga ujung barat jembatan.

"Dan anehnya setelah sampai di ujung barat, mobil itu bisa dihidupkan dan langsung jalan. Itulah kisah mistis yang terjadi di kawasan jembatan ini," ceritanya.

Mengenai bunuh diri yang menimpa I Putu Astawa, Kamis (28/11/2019) malam, Jro Mangku mengaku tak mendapatkan firasat atau pawisik seperti sebelumnya.

"Biar gak salah nanti, saya kemarin gak ada pawisik. Kemungkinan karena saat ini saya sudah jarang ke pura karena kondisi fisik sakit, jika dulu memang setiap hari ke pura," tandasnya.

Sekilas Pura Anyar

Dulu kawasan tersebut merupakan semak belukar dan ada sebuah pasraman.

Banyak yang belajar menari, dan kegiatan lainnya.

Seiring bergulirnya waktu dan minimnya aktivitas, tumbuhlah sebatang pohon besar.

4 Kebiasaan di Pagi Hari Bikin Mood Bagus Seharian, Bangun Tidur Jangan Langsung Pegang Handphone!

Lahir Sabtu Wage Dukut, Pikirannya Tajam, Ada Kebahagiaan Saat Umur Ini

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved