Sriwijaya Air Dukung Translokasi Orang Utan "Bonbon" dari Bali ke Sumatera Utara
Saat ini, 'Bonbon' masih berada di Bali, lokasi di mana upaya penyelundupan oleh WNA Rusia sempat digagalkan oleh Avsec Bandara Internasional I Gusti
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Usai sukses menggelar event charity fun run Bank Kalteng-Sriwijaya Air Group oRUNgutan 2019 pada September 2019 lalu, Sriwijaya Air kembali berkontribusi melestarikan hewan langka yakni relokasi orang utan 'Bonbon' dari Bali menuju habitat aslinya di Sumatera Utara.
Dalam aksi ini, Sriwijaya Air menggandeng Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali dan Jakarta Animal Aid Network (JAAN) yang memang telah sering berkolaborasi dalam hal kegiatan Corporate Environmental Responsibility (CER).
Vice President Corporate Secretary Sriwijaya Air Adi Willi Hanhari Haloho, mengungkapkan bahwa aksi ini merupakan implementasi komitmen perusahaan yang berkelanjutan dalam rangka turut melindungi satwa langka kebanggaan Indonesia yang kehidupannya semakin terancam dengan banyak upaya perburuan, penyelundupan maupun pemeliharaan secara ilegal.
• Perseden Denpasar Lolos 16 Besar Liga 3, Bonus Besar dari Nama-nama Ini Segera Cair
• Biaya Rp 4.3 Milliar, Kualitas Bangunan Puskesmas Selat Karangasem di Bawah Standar
• Fantastis! Desa di Badung Bali Ini Dapat Alokasi Dana Paling Banyak Tahun 2020 Capai Rp 19 M Lebih!
"Kami sadari betul bahwa banyak satwa langka di Indonesia kini dalam posisi yang terancam karena cukup banyak perilaku pihak yang tidak bertanggung jawab. Ini tentu menjadi concern Sriwijaya Air yang telah menjadi bagian dari bangsa Indonesia, dan dengan demikian kami masih akan terus melakukan kegiatan CER secara berkelanjutan," ungkapnya, Senin (16/12/2019) di Ruang Jepun Wistisabha AP I Kantor Cabang Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai.
Saat ini, 'Bonbon' masih berada di Bali, lokasi di mana upaya penyelundupan oleh WNA Rusia sempat digagalkan oleh Avsec Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada Maret 2019 lalu.
Keberangkatan Bonbon direncanakan pada pukul 00.15 WITA dengan nomor penerbangan DPS-CGK SJ 261 Denpasar-Jakarta dan penerbangan lanjutan CGK — KNO SJ 010 Jakarta-Medan dan diperkirakan tiba di Medan pada tanggal 17 Desember 2019 pukul 07.20 WIB.
• Police Goes to School, Cara Polresta Denpasar Rangkul Anak Sekolah yang Terlibat Balap Liar
• 3 Sebab Ratusan Pelamar Tidak Lolos Seleksi Administrasi CPNS di Buleleng, Ada yang Seadanya
• Dari 7.422 Pelamar CPNS di Buleleng, 808 Orang Dinyatakan Tidak Penuhi Syarat
Sebelum relokasi orang utan Bonbon' ini, tercatat beberapa kali Sriwijaya Air mendukung upaya relokasi hewan-hewan langka dengan berkolaborasi bersama BKSDA setempat maupun lembaga pemerhati lingkungan lainnya.
Bagi Sriwijaya Air Group, aksi ini kembali menambah catatan kontribusi Sriwijaya Air dalam hal pelestarian satwa langka di Indonesia.
Beberapa aksi yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu pada Agustus 2019 lalu Sriwijaya Air mendukung BKSDA DKI Jakarta dalam hal relokasi Kura-Kura Moncong babi ke Timika, Siamang ke Padang dan Kakatua Tanimbar ke Ambon.
• Biaya Carter Boat untuk Emergency Mahal, Pemkab Klungkung Upayakan Ambulans Laut untuk Nusa Penida
• Kejurnas Perisai Diri Sebentar Lagi Bergulir, Nyoman Yamadhiputra Targetkan 3 Hal
Selain itu, pada September 2019 IaIu Sriwijaya Air Group pun sukses menggelar sebuah kegiatan Charity Fun Run bertajuk oRUNgutan 2019 dimana penghasilan yang diraup dalam event tersebut disumbangkan atau didedikasikan untuk mendukung konservasi orang utan di Taman Nasional Tanjung Puting.
“Konsistensi Sriwijaya Air dalam mendukung keberlangsungan hidup satwa liar yang dilindungi ini akan terus dipertahankan sebagai salah satu identitas maskapai yang secara tulus mendukung upaya penyelamatan kehidupan satwa-satwa liar nusantara," tuturnya.(*)