Temuan BBPOM Denpasar, Jajanan Tradisional Bali Banyak Mengandung Bahan Berbahaya

Temuan BBPOM Denpasar, Jajanan Tradisional Bali Banyak Mengandung Bahan Berbahaya Berupa Rodhamin B Yang Biasanya Terdapat Pada Kesumbe Merah.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali
Ilustrasi jaje Bali 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Penyalahgunaan bahan pangan berbahaya nampaknya masih marak terjadi di wilayah Bali, khususnya pada jajanan tradisional seperti jaje matahari, jaje gina dan sebagainya.

Jajanan tradisional tersebut banyak mengandung bahan berbahaya berupa rodhamin B yang biasanya terdapat pada kesumbe merah.

Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Denpasar, I Gusti Ayu Adhi Aryapatni mengatakan, bahwa pihaknya telah menemukan penyalahgunaan bahan pangan berbahaya ini sejak 2018 lalu.

Pada waktu itu BBPOM Denpasar melakukan survei ke berbagai pasar yang ada di Bali.

BBPOM Denpasar Sita Kopi Penambah Stamina, Izin Edar dan Nomor Registrasinya Fiktif

Kaum Wanita Wajib Waspada, BBPOM Denpasar Musnahkan Kosmetik Berbahaya

BBPOM Denpasar Temukan 567 Kemasan Makanan Bermasalah

Dari hasil survei tersebut ditemukan bahwa jajanan tradisional Bali 98 persen mengadung bahan berbahaya berupa rodhamin B.

"Bali kan sudah kita share ya tahun lalu bahwa penyalahgunaan pada bahan berbahaya itu masih terutama rhodamin B pada jajan tradisional," kata Aryapatni saat dikonfirmasi, Minggu (22/12/2019).

Aryapatni beranggapan, banyaknya jajanan tradisional Bali yang mengandung rhodamin B dijual di pasaran karena permintaannya yang tinggi.

Guna mengatasi hal ini, Aryapatni mengaku telah membentuk Tim Koordinasi Tingkat Provinsi yang diketuai oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, I Dewa Made Indra dan telah membuat surat edaran ke warung dan pasar-pasar agar tidak menjual bahan serta makanan yang berbahaya tersebut.

Bahkan BBPOM Denpasar juga telah bekerjasama dengan Tim Penggerak Pembina Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Bali dan YouTuber Hai Puja guna membuat iklan untuk mengedukasi masyarakat.

Edukasi juga dilakukan melalui kader Gerakan Keamanan Pangan Desa yang tahun lalu dilaksanakan di Bangli dan tahun ini di Tabanan.

Menurutnya Aryapatni,masyarakat juga perlu diedukasi mengenai adanya bahan pangan berbahaya tersebut.

Dalam melakukan edukasi itu, para kader Gerakan Keamanan Pangan Desa langsung membawa jajanan yang mengandung bahan berbahaya sehingga langsung diketahui masyarakat.

Selain itu dibawa juga bahan pengganti yang aman digunakan sebagai bahan pewarna makanan.

Masyarakat ditujukkan pula lokasi tempat membeli bahan pangan yang tidak berbahaya tersebut.

BBPOM di Denpasar juga langsung bekerjasama dengan para distributor dalam menjaga ketersediaan bahan yang aman tersebut sehingga masyarakat tidak sulit untuk mendapatkan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved