Sentra Ternak di Wilayah Bali Ini Keluhkan Banyak Babi Mati, Dinas Langsung Cek Laboratorium
Dinas Pertanian dan Pangan melalui Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Kabupaten Badung banyak mendapatkan laporan kematian babi di Gumi Keris.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ady Sucipto
“Kita masih menunggu hasil analisa sampel yang telah kita bawa ke laboratorium Veteriner Denpasar.
Semoga hasilnya bisa keluar dalam waktu dekat,” ujarnya, kemarin.
Untuk data pasti jumlah kematian, pihaknya masih melakukan perekapan dari laporan-laporan yang telah masuk.
Untuk membandingkan antara jumlah populasi dengan tingkat kematian.
Sebelum keluarnya hasil resmi dari Laboratorium Bali Besar Veteriner Denpasar pihaknya belum berani banyak berkomentar.
Namun ia sangat berharap bukan karena virus ASF, yang sudah melanda Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
“Penyakit yang sering disebut virus flu babi Afrika ini ditemukan pada peternak babi di Sumatera Utara ini sampai sekarang belum ditemukan obatnya.
Mudah-mudahan saja ASF tidak sampai masuk ke Bali, karena belum ditemukan obatnya,” tandasnya.
Populasi Babi
Penyakit ASF termasuk rentan terjadi di Bali. Hal ini karena banyak peternak babi di Pulau Dewata.
Bahkan sebagian besar masyarakat juga memelihara babi sebagai ternak rumahan.
Menurut Presiden Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), HM Munawaroh, populasi babi di Bali sangat besar, yakni sebanyak 750 ribu.
"Jadi banyak masyarakat Bali yang beternak babi dan itu menggantungkan kehidupannya dari peternak babi.
Jangan sampai kejadian ini (ASF) terjadi di Pulau Bali," katanya di Denpasar, beberapa waktu lalu.
Penyakit ASF telah membunuh lebih dari 30 ribu ekor babi di Provinsi Sumatera Utara (Sumut).