Sentra Ternak di Wilayah Bali Ini Keluhkan Banyak Babi Mati, Dinas Langsung Cek Laboratorium

Dinas Pertanian dan Pangan melalui Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Kabupaten Badung banyak mendapatkan laporan kematian babi di Gumi Keris.

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/ I Made Ardhiangga
(ilustrasi) ternak babi di Bali. 

Virus ini telah masuk ke kawasan Sumut pada September 2019. Tercatat ada 19 wilayah di Sumut yang terdampak.

Menurut Munawaroh, penyakit ASF ini bisa membunuh 100 persen populasi babi di suatu daerah karena belum ada vaksin atau obat penanggulangannya.

Karena itu ia meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) melakukan berbagai upaya dalam mencegah datangnya virus ASF ke Bali.

Salah satunya memperketat jalur masuk ke Bali, baik itu dari Banda Udara (Bandara) Internasional I Gusti Ngurah Rai maupun dari berbagai pelabuhan di Bali.

Pihaknya juga menyarankan Pemprov Bali untuk segera melakukan tindakan pencegahan terhadap produk-produk luar negeri, terutama dari China yang mengandung atau berbahan babi.

Selain itu, sisa makanan yang berasal dari pesawat atau kapal agar segera dimusnahkan dan tidak diberikan ke peternak babi.

Sisa-sisa makanan inilah yang bisa membawa penyakit ASF ke Pulau Dewata.

"Jadi itu saran saya kepada Bapak Gubernur, tolong benar-benar dijaga. Jangan sampai Bali kemasukan virus ASF," kata dia.

Menurutnya, bila penyakit ASF ini menyerang wilayah Bali maka tidak saja akan membahayakan ekonomi masyarakat, tetapi juga akan bersinggungan dengan aspek budaya.

Dipastikan olehnya, bila ASF benar-benar sampai di Bali maka akan sangat menganggu upacara adat dan masyarakat yang punya restoran atau dagang be guling.

Dikarenakan populasi babi yang semakin menipis, sekaligus juga akan mengganggu harga babi di pasaran.

Harga babi dapat melonjak sangat mahal.

Dikatakan olehnya, di Bali ini kurang lebih ada sebanyak 700 anggota PDHI dan hal itu bisa diberdayakan oleh Pemprov Bali dalam rangka memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada masyarakat.

Masyarakat, kata dia, perlu diberikan edukasi agar mengetahui cara dalam menjaga ternak dengan peningkatan biosecurity.

Bila perlu, kata dia, Pemprov Bali juga bisa menganggarkan adanya disinfektan yang dapat diberikan kepada para peternak babi.

Sementara itu, Pemprov Bali menegaskan sampai saat ini Pulau Dewata masih aman dari keberadaan virus ASF.

Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) RI Nomor 820/Kpts/PK.32/M/12/2019 tentang Pernyataan Wabah Penyakit demam babi Afrika (African Swine Fever/ ASF pada beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara yang dikeluarkan pada 12 Desember 2019. (gus/sui)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved