Waspada Virus Corona di Bali
Isu Virus Corona Pengaruhi Target Kunjungan Wisatawan ke Badung, Dispar Akan Genjot Promosi Ke Eropa
Adanya Virus Corona dari Tiongkok, memberikan wabah baru bagi dunia pariwisata di Bali dan khususnya di Kabupaten Badung.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Adanya Virus Corona dari Tiongkok, memberikan wabah baru bagi dunia pariwisata di Bali dan khususnya di Kabupaten Badung.
Dengan adanya virus tersebut, secara otomatis wisatawan Tiongkok akan berkurang berkunjung ke Bali maupun Badung.
Tidak hanya tingkat kunjungan target kunjungan wisatawan ke Badung pun bisa terkoreksi.
Pasalnya kunjungan wisatawan Tiongkok atau Cina ke Gumi keris sangat besar.
Sesuai data dari dinas Pariwisata Kabupaten Badung, kunjungan wisatawan Tiongkok ke Badung mencapai 1,2 juta orang pada tahun 2019 lalu.
Semua wisatawan itu berasal dari 31 provinsi yang ada di negara tersebut.
• Sunda Empire Dipantau Khusus Mabes Polri, Sejak Ki Ageng Rangga Sasana Keluarkan Kata-kata ini
• Omni Hotelier Gelar Grand Launching Online Booking Engine, hingga Kini Miliki 150 User
• Akibat Wabah Virus Corona, GM Angkasa Pura I Sebut Penumpang dari China Turun 13 Persen
Namun untuk kunjungan tahun ini, dinas pariwisata setempat belum melakukan pendataan.
"Untuk perkembangan jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok tahun ini belum dilakukan perekapan, karena bulan Januari belum habis. Hanya saja kami masih terus memantau perkembangan isu virus corona ini," ujar Kepala Dinas Pariwisata Badung, Made Badra, Senin (27/1/2020)
Lebih lanjut Birokrat asal Kuta ini mengatakan, adanya isu ini pasti akan mempengaruhi target kunjungan wisatawan ke Badung begitu juga merembet kehal yang lain.
Pihaknya mengaku juga belum mengetahui pasti berapa jumlah pembatalan terbang dari China ke Bali.
Sehingga ia pun belum bisa melakukan estimasi terharap berapa wisatawan yang batal datang ke Bali dan Badung.
• Empat Tahun Beruntun, Banyuwangi Kembali Sabet SAKIP A dari Kementerian PAN-RB
• Selamat Jalan Kobe Bryant dan Gianna, Sosok Inspirasi Banyak Orang Tewas Mengenaskan
• Pemkab Siapkan Ruang Isolasi di Setiap Pulau, Antisipasi Virus Corona di Wilayah Klungkung
"Dari analisis data kami tarnsaksi belanja wisatawan Tiongkok berbeda-beda ada yang kelas atas, menengah dan ada yang kelas bawah. Tapi jika dirata-ratakan mereka belanja sekitar 600ribuh hingga 800 ribu rupiah satu paket trip dua sampai tiga hari yang paling rendah jika saat ke Bali," katanya.
Lanjut dijelaskan, saat ini Wisatawan Tiongkok menguasai posisi kedua kunjungan wisatawan ke Badung.
Dari data yang ada wisatwan Tiongkok di Bulan November 2019 mencapai 80. 434 orang dan wisatawan India mencapai 39. 618 orang.
Posisi pertama adalah wisatawan Australia mencapai 107. 818 orang. Sementara jumlah kunjungan wisatawan asing di tahun 2019 secara menyeluruh mencapai 6.196.910 orang.
• Syarat Pemberian Bantuan untuk Lansia di Kabupaten Badung Diperketat
• Terduga Maling Dihakimi Massa hingga Tewas di Kuta, Pihak Keluarga Ambil Langkah Serius ini
"Tiongkok memang posisinya nomor dua dari Australia. Hanya saja tetap tahun 2020 ini kami ditarget 6. 150.000 wisatawan, atau dengan angka target ini fluktuatif melihat kondisi, isu pariwisata di lapangan nantinya," bebernya.
Disinggung mengenai upaya yang dilakukan dispar jika wisatawan Tiongkok ini menurun, Badra pun mengaku akan menggenjot promosi ke wilayah eropa dan India.
“Kita nanti akan melakukan promosi ke Eropa Barat dan Eropa Timur untuk meningkatkan jumlah kunjungan kemarin juga kita sudah ke India dan sekarang India ekonominya bagus bisa saja mereka naik kunjungannya ke Badung menjadi di posisi ke dua setelah Australia," terangnya.
Sementara dihubungi terpisah Kepala Bapenda Badung, I Made Sutama mengatakan, dampak dari isu virus corona ini nantinya akan berpengaruh terhadap pendapatan derah di Kabupaten Badung.
Pasalnya Kabupaten Badung selama ini mengandalkan kunjungan wisatawan.
"Kunjungan wisatwan cina sangat besar bahkan di posisi ke dua saat ini. Hal ini pasti mempengaruhi transaksi belanja dan mempengaruhi dari pendapatan pajak hotel dan restoran nantinya," katanya.
Meski demikian, pihaknya mengaku belum bisa memastikan nilainya berapa persen terdampak dari sektor pendapatan pajak.
Bahkan pihaknya mengaku adanya virus tersebut tidak akan mempengaruhi kunjungan wisatawan China saja.
Namun juga akan mempengaruhi kunjungan yang lainnya.
"Bisa saja wisatawan tidak mau berpergian dulu. Untuk mengantisipasi virus ini," kata Birokrat asal Desa Pecatu tersebut.
Pihaknya berharap hal ini bisa segera teratasi dan perlu kerja sama antar negara.
"Ini adalah isu dunia jadi bukan hanya masalah kita di Bali saja sehingga masalah ini bisa ditangani secara bersama dan yang terpenting adalah penaganan wisatawan yang terjangkit di Bali bisa ditangani dengan baik sehingga citra pariwisata kita pulih kembali," pungkasnya.
Dikonfirmasi terpisah, pihak RSD Mangusada Kabupaten Badung memastikan situasi aman terkendali.
Bahkan Kasi Humas RSD Mangusada Putu Widiastuti mengaku belum ada kasus virus corona di RSD Mangusada.
"Sementara belum ada pak (kasus virus corona, red). Untuk keterangan lengkap diimbau untuk menghubungi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali," ujarnya singkat (*)