Ini Alasan Wagub Bali Tolak Permintaan Timor Leste Soal Karantina Mahasiswa yang Pulang dari China
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati memberi sinyal menolak permintaan pemerintah Timor Leste menjadikan Bali sebagai lokasi karant
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ady Sucipto
Ini Alasan Wagub Bali Tolak Permintaan Timor Leste Soal Karantina Mahasiswa yang Pulang dari China
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati memberi sinyal menolak permintaan pemerintah Timor Leste menjadikan Bali sebagai lokasi karantina warganya yang dipulangkan dari China.
Timor Leste akan memulangkan 17 warga negaranya dari China yang berstatus mahasiswa.
Sebelum kembali ke negaranya, Timor Leste meminta izin agar 17 mahasiswa tersebut dikarantina di Pulau Dewata guna memastikan tidak terjangkit virus corona jenis baru (2019-nCoV).
"Ada permintaan dari Timor Leste untuk memberikan fasilitas karantina di Bali," kata Wagub yang akrab disapa Cok Ace seusai rapat dengan pemangku kepariwisataan di Kantor Gubernur Bali, Senin (3/2).
Cok Ace mengungkapkan, Timor Leste meminta warganya dikarantina kurang lebih selama dua hingga tiga minggu.
Permintaan itu disampaikan melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Dili.
Wagub Cok Ace mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan surat untuk menjawab permohonan Timor Leste tersebut.
Penolakan tersebut, kata wagub, sesuai masukan dari berbagai elemen kepariwisataan di Bali.
"Berdasarkan masukan teman-teman semua (pemangku kepariwisataan) kelihatannya kita sulit untuk mengizinkan," kata Cok Ace yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali tersebut.
Pada kesempatan ini, Wagub Cok Ace menjelaskan sikap Pemprov Bali menindaklanjuti keputusan pemerintah pusat menunda penerbangan dari dan ke seluruh wilayah Republik Rakyat Tiongkok (RRT), kecuali Hongkong dan Macau.
Penundaan penerbangan ini berlaku mulai 5 Februari 2020 pukul 00.00 Wita hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Wagub Cok Ace mengatakan pihaknya akan menyampaikan hal ini kepada masyarakat, khususnya wisatawan Tiongkok atau China yang masih berada di Bali.
Menurutnya, jika wisatawan Tiongkok yang berangkat sebelum tanggal 5 Februari 2020 tidak ada masalah.
"Tapi yang kita sikapi adalah mereka yang seharusnya berangkat setelah tanggal 5, tapi mereka ingin berangkat mendahului karena tidak ada penerbangan lagi," katanya.