21 Ekor Babi Aria Suta Mati Mendadak di Buleleng, Kerugian Sekitar Rp 20 Juta

Kasus babi mati mendadak terjadi di Desa Bungkulan, Buleleng, Sebanyak 21 ekor babi jenis saddleback peliharaan Aria Suta mati

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Foto: Nyoman Aria Suta menunjukan kandang babinya yang kosong Selasa (11/2/2020). Seluruh babinya mati mendadak sejak seminggu belakangan ini. 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Kasus babi mati mendadak terjadi di Desa Bungkulan, Buleleng, Bali tepatnya di Dusun Dauh Munduk dan Dusun Punduh Lo.

Dari pantauan di lokasi Selasa (11/2/2020), ada belasan babi yang mati di wilayah tersebut.

Salah satunya menimpa Nyoman Aria Suta (53).

Sebanyak 21 ekor babi jenis saddleback peliharaannya mati mendadak sejak seminggu belakangan ini.

Tips Jaga Mata agar Tak Rusak Meski Suka Main Gadget

WNA Australia Ditemukan Meninggal di Sebuah Bungalow di Sanur

Begini Penjelasan Polisi Mengapa Tak Memilih Motor Sport Full Fairing sebagai Motor Dinasnya

Dengan rincian lima ekor induk babi, dua ekor babi dewasa, dan 14 ekor anak babi yang masih berusia empat hari.

Akibat kejadian ini, pria asal Dusun Dauh Munduk itu mengalami kerugian sekitar Rp 20 juta.

"Yang mati awalnya satu ekor induk babi yang punya anak 14 ekor itu. Ciri-cirinya tidak mau makan, badannya panas, tiduran terus. Sudah sempat disuntik dokter hewan, namun akhirnya mati juga sekitar seminggu yang lalu. Setelah induk babi itu mati, terus merembet ke babi-babi yang lain, sampai semua babi saya habis," keluh Aria.

Seluruh bangkai babi milik Aria itu kini telah dikubur di areal perkebunan miliknya.

Disinggung terkait cara pemberian makan, Aria mengaku seluruh pakan yang diberikan terdiri dari campuran dedak dan kangkung itu selalu direbus, dan bukan berasal dari limbah makanan.

Demikian dengan kebersihan kandang, Aria juga mengklaim selalu dijaga.

Untuk itu, ia pun merasa bingung mengapa seluruh babinya itu mati mendadak.

"Babi ini memang saya pelihara untuk dikonsumsi sendiri, atau untuk sarana upacara. Kalau punya anak lebih, baru saya jual. Setelah Galungan ini, cucu saya mau tiga bulanan. Rencananya mau nampah babi, tapi ternyata mati semua," ucap Aria lirih.

Dengan adanya kasus ini, Aria mengaku kedepan masih akan tetap memelihara babi.

"Tetap memelihara, tapi tidak sekarang. Biar hilang dulu virusnya baru mau melihara babi lagi," tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved