Ditindak Tegas Petugas karena Dianggap Gas Oplosan, Warga Takut Seberangkan Gas Elpiji ke Lembongan
Seorang warga Lembongan Kadek Susianta menyampaikan, saat ini kondisi gas elpiji di Lembongan dan Ceningan sangat langka.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Warga di Nusa Lembongan dan Ceningan dua bulan belakangan mengalami kesulitan untuk mendapatkan gas elpiji.
Beberapa warga juga takut menyeberangkan gas elpiji.
Terlebih beberapa waktu lalu, sampan yang menyebrang dari Kusamba (Klungkung) ke Pulau Lembongan ditindak tegas kepolisian karena diduga mengangkut gas elpiji oplosan.
Rapat terkait kelakaan gas elpiji ini dilaksanakan, Senin (17/2/2020) di Aula Kantor Perbekel Lembongan.
Dalam pertemuan ini, selain dihadiri masyarakat dan tokoh masyarakat di Lembongan.
• Pelaku Jambret dan Curanmor di Bali Didor, Hasil Penyelidikan Ternyata Residivis di 7 TKP
• Survei Indobarometer Umumkan Prabowo Jadi Menteri Yang Paling Dikenal Dan Kinerjanya Terbaik
• Forkopimda Denpasar Imbau Masyarakat Jaga Kondusifitas Jelang Nyepi dan Persiapan Pilkada Serentak
Juga dihadiri anggota Komisi VI DPR RI yang membidangi Perdagangan hingga BUMN dari Fraksi PDI Perjuangan, I Nyoman Parta dan Sales Area Manager Retail Bali, PT. Pertamina, Deny Sukendar.
Seorang warga Lembongan Kadek Susianta menyampaikan, saat ini kondisi gas elpiji di Lembongan dan Ceningan sangat langka.
Jikapun ada, harganya melonjak.
Misalnya gas 3 Kilogram, jika harga normal sekitar Rp 19 ribu, di Lembongan harganya mencapai Rp 26 ribu.
Sementara gas elpiji 12 kilogram harganya bervariasi, berkisar Rp 155 ribu sampai Rp 167 ribu.
Sementara gas elpiji 50 Kg harganya mencapai Rp 900 ribu hingga Rp 1 juta ditingkat eceran.
• Penyaluran Dana untuk Desa Adat dari Gubernur Bali Sebesar Rp 300 Juta Belum Tuntas
• Janda Kaya Ini Sudah 14 Kali Nikahi Berondong, Klaim Ada 60 Ribu Pria Muda Sedang Antre
• Petugas Keswan Kesmavet Jembrana Pantau Mepatung Warga
"Awalnya karena beberapa sampan yang mengangkut gas dari Kusamba ke Lembongan, ditindak tegas kepolisian. Sehingga warga takut menyeberangan gas, dan berimbas pada kelangkaan dan naiknya harga gas di Lembongan," ungkap Kadek Susianta.
Mendengar pengakuan warga, Sales Area Manager Retail Bali, PT. Pertamina, Deny Sukendar mengaku akan menelusuri agen yang diduga mengoplos gas tersebut.
Jika benar ada agen oplosan, pihaknya akan memberi sanksi tegas. Pihaknya pun saat ini masih proses mencari data terkait dugaan oplosan itu.
"Kami juga meminta pengawasan harga di pangkalan perlu diawasi oleh masyarakat atau konsumen. Jika ditemukan pelanggaran itu, mohon segera melaporkan ke kami," tegasnya.
• Bantu Peternak Jelang Hari Raya, Wakil Ketua I DPRD Badung Bagikan 3 Ton Daging Babi di Penarungan
• Saksi Ini Ungkap Orang Kepercayaan Nyoman Dhamantra & Minta Uang Rp 2 Miliar
• Stok Babi di Klungkung Capai 21156 Ekor, Stok dan Harga Babi di Klungkung Stabil
Anggota Komisi VI DPR RI I Nyoman Parta meminta Pemda Klungkung harus terlibat aktif untuk menyelesaikan persoalan kelangkaan gas di Lembongan.
"Kami turun karena ada masalah kelangkaan gas elpiji dan ini perlu kebijakan Pemerintah Kabupaten Klungkung, mengingat masyarakat Nusa Lembongan akan merayakan Penampahan Galungan dan Hari Suci Galungan"
"Belum lagi Nusa Lembongan merupakan wilayah yang mampu mendongkrak PAD Klungkung," kata politisi PDI Perjuangan Bali ini.
Pihaknya meminta pemerintah memberikan solusi yang tidak membebani rakyat. Karena Kepulauan Lembongan wilayah kepulauan, kapal tanker pertamina yang mendistribusikan gas elpiji tidak bisa bersandar akibat surutnya air laut di Lembongan maupun Ceningan.
Sementara terkait kelangkaan gas tersebut, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menjelaskan, pihaknya akan merancang agar agen gas di Nusa Lembongan bisa bekerja sama dengan SPBU di Ceningan terkait penyediaan gas elpiji.
"Namun SPBU di sana jarang buka. Ini yang tengah kami upayakan infrastruktur, sehingga distribusi BBM maupun gas bisa lancar," jelas Suwirta.
Ke depan, pihaknya pun akan melibatlan koperasi, sehingga harga gas itu juga mudah dikontrol.
Sembari menunggu realisasi pelabuhan segitiga emas dan jembatan baru penghubung Pulau Lembongan dan Ceningan.
"Inilah mengapa kita terus upayakan terealisasinya jembatan baru penghubung Lembongan dan Ceningan. Serta Pelabuhan Segitiga Emas, sehingga distribusi kebutuhan pokok dan migas lebih mudah. Sehingga harganya pun dapat sama seperti di Bali daratan," jelasnya. (*)