Tumpek Landep

137 KERIS Pusaka Dipamerkan Klungkung Saat Rahina Tumpek Landep, Simak Maknanya Berikut Ini

Acara resmi dibuka Sekretaris Daerah, Anak Agung Gede Lesmana, yang hadir mewakili Bupati Klungkung I Made Satria, di halaman Medal Agung. 

ISTIMEWA
Dinas Kebudayaan bekerjasama dengan Paiketan Keris Smaradwija Klungkung menggelar Pameran Keris di Museum Semarajaya, Jumat (19/9/2025). 

TRIBUN-BALI.COM - Menjelang Tumpek Landep, Pemerintah Kabupaten Klungkung melalui Dinas Kebudayaan bekerjasama dengan Paiketan Keris Smaradwija Klungkung menggelar pameran keris di Museum Semarajaya, Jumat (19/9/2025).

Acara resmi dibuka Sekretaris Daerah, Anak Agung Gede Lesmana, yang hadir mewakili Bupati Klungkung I Made Satria, di halaman Medal Agung. 

Dalam sambutan yang dibacakan Sekda, Bupati Satria menekankan pentingnya menjadikan Tumpek Landep bukan sekadar ritual, tetapi juga momentum memperkuat nilai sradha bhakti, semangat kebersamaan, dan partisipasi dalam pembangunan daerah.

Baca juga: PIKAP di Klungkung Terbakar, Diduga Gara-Gara Kabel Digigit Tikus, Simak Beritanya!

Baca juga: NGAMUK Massa di Mako Polres Gianyar, Kapolres Gianyar: Atensi Demo Anarkis, Perusakan & Penjarahan!

"Dengan ketajaman pikiran dan kebeningan hati, kita dapat melahirkan karya yang bermanfaat demi terciptanya masyarakat Klungkung yang maju, harmonis, dan berdaya saing," tegasnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Klungkung, I Ketut Suadnyana, menambahkan pameran kali ini menghadirkan sekitar 137 keris dan pusaka Bali. 

Koleksi tersebut merupakan hasil kolaborasi pemerintah daerah, dengan Paiketan Keris Smaradwija Klungkung. Pameran berlangsung dua hari, 19–20 September 2025, di Museum Semarajaya.

Tak hanya pameran, rangkaian acara juga diramaikan dengan workshop seni budaya dari sejumlah sanggar di Klungkung.

Di antaranya, Sanggar Seni Celang menampilkan “Teknik Dasar Gerak dan Struktur Ucapan Tari Rangda”, Sanggar Smara Dwija mengulas “Pengenalan Keris dalam Seni dan Budaya Bali”, serta Sanggar Pangus menghadirkan “Teknik Fire Dance berpadu Gerak Tari Bali”.

Selain itu, Sanggar Citta Sandhi Lango memperkenalkan “Gerak Dasar Tari Putra dalam Tari Baris Tunggal”, sementara Sanggar Eximo Creative Dance Class membawakan permainan tradisional dengan tema “De Engsap Maplayanan”. (mit)

Makna Tumpek Landep 

Tumpek Landep adalah hari raya penting dalam kalender keagamaan Hindu di Bali, yang diperingati setiap 210 hari sekali, tepatnya pada Saniscara (Sabtu) Kliwon wuku Landep.

Perayaan ini memiliki makna filosofis, yang mendalam dan menjadi momen refleksi spiritual bagi umat Hindu. Berikut makna Tumpek Landep:

- Pemujaan kepada Ida Bhatara Sang Hyang Siwa Pasupati: Tumpek Landep adalah pemujaan kepada Ida Bhatara Sang Hyang Siwa Pasupati, yang diartikan sebagai sang pemelihara segala benda tajam.
- Ketajaman Pikiran: Perayaan ini bertujuan mengasah ketajaman pikiran dan menyucikan benda-benda tajam, seperti keris dan senjata lainnya.
- Introspeksi Diri: Tumpek Landep juga menjadi tonggak untuk melakukan mulat sarira atau introspeksi diri, memperbaiki karakter dan perilaku agar lebih selaras dengan ajaran agama.

Simbolisme dan Filosofi

- Landep: Kata "Landep" berarti tajam atau runcing, yang tidak hanya merujuk pada benda fisik tetapi juga pada ketajaman pikiran, kecerdasan, dan kebijaksanaan.
- Pikiran yang Suci: Umat Hindu memaknai Tumpek Landep sebagai upaya untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk dalam hidup mereka, menciptakan kesadaran akan nilai-nilai moral dan etika.

Perayaan dan Tradisi

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved