Lomba Bali Grafi Dengan Aksara Bali di Tabanan, Wujud dari Pelestarian Budaya
Jangan Jadi Penonton di Rumah Sendiri !, Lomba Bali Grafi Dengan Aksara Bali, Desa Delod Peken Gelar 5 Lomba Budaya, Serangkaian Bulan Bahasa Bali
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Kegiatan ini cukup jarang ditemukan ketika ada lomba-lomba pelestarian budaya.
Ketika disinggung, Perbekel Delod Peken menjelaskan bahwa Bali Grafi merupakan kegiatan yang sangat unik.
Dimana para pesertanya menggambar dengan Aksara Bali.
Ketika membuat sebuah gambar, peserta lomba menggunakan dasar Aksara Bali.
"Tema gambar tak ditentukan, disesuaikan dengan kemampuan dari peserta. Yang jelas mereka menggunakan dasar dari aksara bali dan waktunya sekitar 120 menit lah," jelasnya
Ia juga menyebutkan semua anggarannya bersumber dari APBDes senilai Rp 21 Juta.
Jumlah anggaran tersebut digunakan mulai dari pelatihan hingga lomba.
Kuatkan Jati Diri Budaya Sendiri
Perbekel Delod Peken, I Gede Komang Restan Wisnawa mengharapkan, dengan kegiatan ini dan melihat kondisi Desa yang heterogen dengan suku, ras, dan budaya ini bisa tetap melestarikan jati diri budaya Bali.
Apalagi anak-anak selama ini cenderung jarang memperhatikan kelestarian budaya.
"Jangan menjadi penonton di rumah sendiri, mari jadi pelaku di rumah sendiri. Itu pokoknya. Apalagi fasilitasnya semua seperti gedung kesenian dan panggung seni juga di Delod Peken, tapi semuanya dipentaskan oleh orang lain, sehingga kami tak ingin seperti itu terus," tegasnya.
Untuk anak-anak dalam konteks pelestarian ini agar terus melestarikannya, terutama nyurat lontar harus dilestarikan sejak dini, terlebih lagi, nantinya ketika masyarakat yang belajar di luar daerah agar tak lupa dengan jati dirinya budaya sendiri.(*)